Sumbangan Kasus COVID-19 Luar Daerah Membuat Bupati Kukar Berang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Dua hari lalu Kutai Kartanegara ketiban 7 kasus positif virus corona atau COVID-19. Ketujuh karyawan perusahaan tambang batu bara ini hendak masuk kerja di kawasan Tabang, Kutai Kartanegara. Fakta itu diperoleh setelah para karyawan ini diperiksa lewat bantuan polymerase chain reaction (PCR) di Balikpapan.
Menanggapi itu Bupati Kutai Kertengara (Kukar), Edi Damansyah terkesan berang. Maklum saja lonjakan kasus bukan berasal dari Kukar tapi sumbangan dari daerah lain. Dan itu terjadi setelah kabupaten ini perlahan-lahan memulai fase relaksasi.
“Jangan sampai kami di Kutai Kertanegara jadi sampah penampungan (COVID-19) seperti ini,” kata Bupati Edi kepada sejumlah wartawan di Tenggarong, pada Selasa (9/6).
1. Bupati Edi tak mau karyawan yang masuk tes PCR di Kukar
Seharusnya, kata dia, sebelum karyawan ini masuk ke Kaltim, khususnya Kukar lebih dahulu tes PCR di daerahnya masing-masing. Ia pun telah meminta Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar berkoordinasi dengan perusahaan, agar mewajibkan karyawannya jalani rapid test hingga PCR sebelum kembali kerja di Kutai Kertanegara.
“Saya tidak mau karyawan itu rapid test atau PCR di sini (Kukar). Mereka harus tes di daerah asalnya, baru bisa ke Kutai Kertanegara,” tegasnya lagi.
2. Perusahaan harus bertanggung jawab dengan tes COVID-19 karyawan
Wajar bila Edi berkata demikian, sebab tiga bulan terakhir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kukar telah menekan penyebaran corona, karenanya tahapan relaksasi perlahan-lahan dicoba.
“Saya sudah sampaikan, kami tidak menutup (Kukar). Daerah kami ini terbuka. Tapi, perusahaan juga harus peduli mengamankan karyawannya,” pintanya.
Baca Juga: Tambah 13 Kasus, Penularan COVID-19 di Kaltim Masih Terjadi
3. Gugus tugas sarankan tes PCR di daerahnya masing-masing sebelum ke Kaltim
Sebelumnya, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak menerangkan, total ada 11 karyawan yang terkonfirmasi positif corona. Paling banyak berasal dari Tabang, Kutai Kartanegara, tercatat 7 kasus, lalu Berau 3 orang dan 1 lagi dari Balikpapan. Dari informasi yang diterima Gugus Tugas, sebagian besar pekerja tambang batu bara. Hanya satu yang dari sektor migas, yakni pasien di Balikpapan. Meski demikian dia menyarankan ada baiknya rapid test dan PCR dituntaskan sebelum berangkat ke Kaltim.
“Dengan demikian, kasus bisa diantisipasi lebih awal,” pungkasnya.
Baca Juga: Lawan COVID-19, Para Guru di Kaltim Mengajar di YouTube Kukar Cerdas