Waduh! Kapal Tenggelam di Habitat Buaya, Satu ABK dalam Pencarian

Radius pencarian ABK yang menghilang ditambah 3 kilometer

Samarinda, IDN Times - Sungai Gani Mulya, Desa Sempayau, Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur makan korban. Satu orang anak buah kapal atau ABK dinyatakan menghilang, setelah Kapal Motor Penumpang (KMP) Samboja tenggelam. Petaka itu terjadi pada Senin malam, 7 September 2020. Dugaan sementara gara-gara gelombang. Hingga kini pihak berwajib masih mencari keberadaan awak kapal tersebut.

“Laporan yang kami terima dari kepolisian, satu orang menghilang, 10 lainnya selamat. Tim dari Pos SAR (Search and Rescue/Pencarian dan Pertolongan) Sangatta sudah kami kerahkan guna pencarian,” ujar Octavianto, Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Balikpapan saat dikonfirmasi pada Rabu (9/9/2020) pagi.

1. Satu ABK menghilang setelah kapal tenggelam masih dalam pencarian petugas

Waduh! Kapal Tenggelam di Habitat Buaya, Satu ABK dalam PencarianPencarian korban tenggelam KMP Samboja pada hari pertama di perairan Sungai Gani Mulya, Desa Sempayau, Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur (Dok. IDN Times/Istimewa)

Sementara itu dari informasi yang dihimpun IDN Times, 11 orang yang berada di atas kapal tak semuanya penumpang.

Empat di antaranya merupakan awak kapal. Yuspiansyah (30) sebagai nakhoda dan tiga lainnya adalah ABK, yakni Rinto Harahap (19), Jodi Alari (17) dan Haidil (17).

Dari ketiganya yang menghilang setelah kapal tenggelam adalah Haidil. Kemudian, untuk identitas penumpang masing-masing Syamsul Kadir Syam (33), Darwis Ambo Sakka (33), Sanaji (47), Saharuddin alias Acong (25) Arman alias Aco (23).

Sedangkan tiga kendaraan yang diangkut kapal penyeberangan Kutim-Berau ini ialah Toyota Hilux warna hitam bernopol KT 8815 GH dikendarai Sudirman, Daihatsu Grand Max warna silver bernopol S 9987 J disopiri Mastuti dengan muatan ikan.

“Kedua kendaraan ini berhasil ditarik dari sungai, terakhir Daihatsu Grand Max warna Putih yang berisi bahan bangunan tenggelam ke dasar sungai dan belum ditemukan,” terangnya.

Baca Juga: Kurang dari Sepekan Dua Bocah di Samarinda Tewas Terbakar dalam Rumah

2. Pencarian dengan menyelam tak dilakukan karena lokasi kejadian merupakan habitat buaya

Waduh! Kapal Tenggelam di Habitat Buaya, Satu ABK dalam PencarianPencarian hari kedua kapal tenggelam di Sungai Gani Mulya, Desa Sempayau, Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur pada 9 September 2020 oleh oleh tim yang terdiri dari SAR, TNI, Polisi, Tagana hingga Dinas Perhubungan (Dok.IDN Times/Yuda Almerio)

Dalam pencarian para tim penyelamat ini juga harus waspada dan berjaga sebab kawasan tersebut merupakan lokasi habitat buaya. Bila tak awas bisa jadi sasaran empuk. Maklum kabar mengenai buaya menerkam warga di Sangkulirang bukanlah hal baru. Sehingga pencarian hanya dilakukan dari atas kapal saja.  

“Jadi sementara penyelaman untuk pencarian tak dilakukan,” tuturnya.

3. Radius pencarian ditambah tiga kilometer dari titik awal laporan kejadian perkara

Waduh! Kapal Tenggelam di Habitat Buaya, Satu ABK dalam PencarianPencarian hari kedua kapal tenggelam di Sungai Gani Mulya, Desa Sempayau, Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur pada 9 September 2020 oleh oleh tim yang terdiri dari SAR, TNI, Polisi, Tagana hingga Dinas Perhubungan (Dok.IDN Times/Yuda Almerio)

Dia menambahkan, untuk pencarian hari kedua pihaknya tak sendiri. Ada juga kawan-kawan dari Polairud Polda Kaltim, TNI, Polsek Sangkulirang, Dinas Perhubungan dan Tagana.

Hari pertama penyisiran lokasi hanya di sekitar titik laporan kejadian perkara (LKP), namun untuk selanjutnya radius pencarian ditambah tiga kilometer dari titik awal LKP.

“Untuk area pencarian kami amankan dari warga karena banyak binatang liar (buaya),” pungkasnya.

Baca Juga: Diduga Diterkam Buaya, IRT Hilang Saat Mencuci di Sungai Bengalon

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya