5 Fakta Tentang Simbiosis antara Semut Pemotong Daun dan Jamur

Di bangku sekolah, kita seringkali mendengar kata simbiosis. Dilansir dari National Geographic, simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme berbeda untuk memperoleh nutrisi yang biasanya dilakukan oleh organisme yang hidupnya berdekatan. Contoh simbiosis yang sering kita dengar ialah simbiosis antara kupu-kupu dan bunga, ikan badut dan anemon, dan sebagainya.
Selain itu, ada contoh simbiosis yang unik dan jarang diketahui oleh banyak orang. Simbiosis tersebut ialah simbiosis antara semut pemotong daun dan jamur. Lantas, bagaimana bentuk simbiosisnya? Berikut fakta-fakta terkait simbiosis tersebut:
1. Bentuk simbiosis
Simbiosis ini melibatkan spesies semut pemotong daun dari genus Acromyrmex dan Atta dengan jamur Leucoagaricus gongylophorus. Simbiosis tersebut termasuk simbiosis mutualisme.
Menurut Britannica, simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua organisme yang mana kedua organisme tersebut mendapatkan keuntungan masing-masing atau saling diuntungkan.
2. Peran semut
Semut pemotong daun membutuhkan daun sebagai medium untuk pertumbuhan jamur. Semut akan memotong daun dari tumbuhan dan membawanya menuju sarang. Daun lalu dikunyah dan dimanfaatkan oleh semut sebagai medium tumbuh jamur.
Selain itu, semut akan membuang kotorannya yang mengandung kitin jamur dan senyawa lignoselulase. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan degradasi biomassa ke medium tumbuh yang telah dibuat.
Baca Juga: 9 Potret Memikat Air Terjun Tanah Merah, Wisata Alam Unik di Samarinda
3. Peran Jamur
Jamur Leucoagaricus gongylophorus berperan dalam proses degradasi biomassa daun. Daun kaya akan selulosa, hemiselulosa, protein, dan komponen lainnya.
Biomassa daun akan dikonversi jamur ke hifa dan membentuk pembengkakan yang kaya akan lipid, karbohidrat, dan nutrisi lainnya. Pembengkakan hifa demikian disebut gongylidia yang berperan dalam menyediakan sumber makanan primer untuk koloni semut.
4. Keuntungan yang didapatkan masing-masing
Interaksi antara semut pemotong daun Acromyrmex dan Atta dengan jamur Leucoagaricus gongylophorus menguntungkan kedua belah pihak. Keuntungan yang diperoleh semut dalam simbiosis ialah mendapatkan nutrisi dari hasil degradasi jamur.
Bagi jamur, interaksi tersebut dapat dapat menghindarkan jamur dari patogen. Selain itu, keberadaan semut dapat mempertahankan kelangsungan hidup dari jamur karena dibiakkan oleh semut pemotong daun tersebut.
5. Simbiosis juga melibatkan peran dari bakteri
Salah satu ancaman dari simbiosis ini ialah keberadaan jamur patogen dari genus Escovopsis. Jamur ini dapat tumbuh di sarang semut pemotong daun dan dapat mengganggu pertumbuhan dari jamur Leucoagaricus gongylophorus.
Untuk menghindari tumbuhnya jamur Escovopsis, semut pemotong daun mengembangkan beberapa metode, salah satunya melibatkan spesies bakteri Pseudonocardia dan Streptomyces. Bakteri tersebut dapat menghasilkan senyawa anti jamur yang dapat menghambat laju pertumbuhan jamur Escovopsis. Metode ini hanya digunakan oleh semut dari genus Acromyrmex.
Menarik bukan simbiosis antara semut pemotong daun dan jamur ? Menurut kamu, simbiosis apa lagi yang menarik untuk diketahui?
Baca Juga: 10 Rekomendasi Tempat Berbuka Puasa Super Cozy di Samarinda
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.