10 Fakta Sotong Flamboyan, Terlihat Cantik tapi Beracun

Balikpapan, IDN Times - Sotong flamboyan atau metasepia pfefferi nama ilmiahnya merupakan salah satu hewan yang sering dinantikan oleh para wisatawan selam. Binatang ini dianggap menarik karena punya warna yang colorful sesuai dengan makna kata flamboyan yang dipakai dalam sebutan umumnya.
Melansir Oceana, warna sotong flamboyan ternyata bisa berubah-ubah tergantung kondisi, dari yang berkamuflase menjadi warna-warni atau sebaliknya. Yuk, kenali fakta-fakta lain tentang sotong flamboyan berikut ini!
1. Habitat sotong flamboyan di perairan tropis Indo-Pasifik mulai dari Australia, Papua Nugini, Filipina, Indonesia, dan Malaysia
2. Ukuran sotong flamboyan lebih kecil dari sotong lainnya, rata-rata 6 cm dan paling panjang hanya 8 cm
3. Sotong flamboyan cuma bisa berenang dalam waktu singkat jadi mereka lebih sering "berjalan" di dasar laut dengan lengannya
4. Cuttlebone atau kerangka sotong flamboyan juga berbeda dari kebanyakan spesies sotong lain, metasepia pfefferi tak punya kerucut luar
5. Warna sotong flamboyan berubah untuk menarik mangsa, mengancam predator, atau menarik pasangan
Baca Juga: 7 Rekomendasi Bakeri Lezat dan Kekinian di Balikpapan, Cocok di Lidah!
6. Perubahan dari mode kamuflase ke mode flamboyan bisa terjadi sekejap dalam 700 milisekon
7. Sampai saat ini sotong flamboyan masih menjadi satu-satunya spesies sotong beracun yang sudah berhasil diidentifikasi
8. Selain beracun, sotong flamboyan juga bisa mengeluarkan tinta untuk menyelamatkan diri dari predator
9. Tak seperti kerabatnya anggota kelompok Chepalopoda lain seperti cumi-cumi dan gurita, sotong flamboyan bukan hewan nokturnal
10. Sotong flamboyan punya masa hidup yang cukup singkat dari 18-24 bulan, namun banyak betina yang tidak mampu survive setelah bertelur
Hingga sekarang peneliti masih terus mempelajari fungsi racun tetrodotoxin pada sotong flamboyan karena selama ini tidak timbul efek berarti bagi predator-predator yang memangsanya.
Walaupun demikian racun pada sotong flamboyan adalah neurotoksin yang dapat membahayakan sel-sel saraf jadi tidak disarankan untuk memelihara sotong ini atau mengonsumsinya.
Baca Juga: 6 Mal Murah di Balikpapan, Rekomendasi Belanja selama Ramadan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.