5 Fakta tentang Desa Konthong yang Memanggil Warga dengan Siulan

Masuk daftar Desa Terbaik versi UNWTO

Balikpapan, IDN Times - India merupakan salah satu negara dunia yang memiliki jumlah populasi terbesar, di bawah RRC. India juga miliki keragaman budaya yang masih kuat terjaga, salah satunya adalah Desa Konthong menjadi salah bukti nyata yang masih menjaga adat istiadat warisan para leluhurnya. 

Di desa tersebut setiap warga dipanggil dengan lantunan nada, meski memiliki nama asli. Nada panggilan tersebut berlaku hingga seumur hidup. Menurut warga setempat, Nama asli akan digunakan orangtua untuk memarahi anaknya, jika anaknya melakukan kesalahan. Tradisi ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5, sejak adanya desa Konthong ini.

Dan berikut ini lima fakta menarik desa Konthong, India:

1. Hidup harmonis bersama alam

Jauh dari hiruk-pikuk dunia modern. Desa Konthong terletak di perbukitan Negara Bagian Menghalaya. Butuh waktu berjam-jam melewati jalan sulit untuk sampai di desa ini. Perbukitan dan suasana sejuk hutan adalah hal lumrah yang akan ditemui.

Seperti bersatu dengan alam para penduduk desa setiap harinya dihabiskan di hutan. Hal ini dilakukan untuk mencari bahan makanan dan mencari rumput untuk pakan ternaknya. Dan ternak sapi menjadi sumber pendapatan utama mereka.

Baca Juga: 10 Jajanan Tradisional Khas Kota Balikpapan

2. Dijuluki "desa bersiul'

Setiap bayi lahir akan diberi nama dan nada panggilan yang berbeda-beda. Dikatakan, nada yang diberikan adalah wujud dari rasa cinta dan kegembiraannya atas kelahiran anaknya. Tradisi ini bagi penduduk setempat disebut dengan "jingrwai iawbei" yang diartikan lagu "klan wanita pertama".

Nada ini juga berfungsi memudahkan penduduk setempat untuk memanggil satu sama lain dalam jarak jauh, misalnya ketika berada di hutan. Jadi, tak ayal jika di desa ini sering terdengar nada yang saling sahut-menyahut di berbagai tempat.

3. Wisata alam yang masih alami

Berada di perbukitan yang menjulang, para pengunjung akan disajikan pemandangan yang indah sebelum sampai ke lokasi. Kita bisa melihat tebing di atas awan dan jika beruntung kita bisa melihat awan jatuh entah dari mana.

Di desa Konthong juga terdapat air terjun yang sering dikunjungi wisatawan. Suasana segar akan terasa karena air berasal dari mata sumber air yang masih terjaga alamnya. Menariknya, di salah satu tempat di desa tersebut, terdapat jembatan akar bertingkat unik yang menambah keindahan suasana Desa Konthong. 

4. Penduduk desa sempat menentang adanya wisatawan

Masih memegang teguh prinsip tradisional, para penduduk sempat melarang pembangunan Sarang Pelancong, tempat peristirahatan wisatawan. Namun, seiring berjalannya waktu, di tempat ini sudah dibangun beberapa gubuk kecil bagi wisatawan yang dapat diisi enam orang tiap gubuknya.

Hal ini dikarenakan penduduk desa mulai sadar akan penghasilan tambahan dari sektor wisata. Para turis yang datang sering membeli produk desa, seperti madu, lada hitam, dan buah-buahan dan sayuran organik lainnya. 

5. Mendapat perhatian lebih dari dunia

Pada tahun 2019, perwakilan anggota parlemen Rajya Sabha, Rakesh Sinha mendesak pemerintah untuk memasukkan Desa Kongthong dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Menjadi pencapaian yang mengagumkan jika hal ini bisa terjadi.

Belum lama ini Desa Konthong masuk dalam nominasi sebagai desa wisata terbaik yang digelar Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). Dengan hal inilah desa ini semakin dikenal di penjuru dunia.

Paktinya, desa ini bisa menjadi inspirasi juga untuk mempromosikan budaya kita ke dunia kan? Desa-desa di tanah air kan pastinya memiliki keunikan yang tak kalah dari Desa Kongthong. 

Baca Juga: 10 Biaya Hidup di Balikpapan yang Disebut Cukup Mahal lho

Syahrul Fauzi Photo Community Writer Syahrul Fauzi

You'll Never Walk Alone

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya
  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya