TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sektor Perkebunan yang Menunjukkan Tren Positif pada PDRB Kaltim 

Lima tahun perkebunan berkelanjutan di Kalimantan Timur

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)

Balikpapan, IDN Times - Sumbangan sektor perkebunan  terhadap  produk domestik regional bruto (PDRB) dan pendapatan asli Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan tren positif.

Dinas Perkebunan Kaltim menggelar acara “Apresiasi Lima Tahun Program Perkebunan Berkelanjutan di Kalimantan Timur”.

“Sektor perkebunan akan menjadi andalan Kalimantan Timur untuk perlahan-lahan menggeser ketergantungan terhadap sumber daya ekstraktif,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ujang Rachmad dalam pers rilis, Selasa (28/6/2022). 

Baca Juga: Mantan Pembalap di Balikpapan Curi Rokok dan Motor Karyawan Minimarket

1. Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB Kaltim

Dialog publik dengan topik "Refleksi Kontribusi Perkebunan Berkelanjutan Bagi Pencapaian Visi Green Kaltim”. Foto istimewa

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan bahwa kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB Kaltim adalah  sebesar 4,97 persen (Rp16,95 triliun) berdasarkan harga konstan.  Namun, berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB  sub sektor perkebunan ini mencapai Rp34,52 triliun.

Dengan kata lain, naik sebesar Rp4,5 triliun atau 15,14 persen dari tahun 2020.  Masih dari sumber yang sama, tercatat luas peruntukan lahan untuk perkebunan di Bumi Etam mencapai  3,27 juta hektare.  Dari total luasan tersebut,  yang sudah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) sekitar  2,75 juta hektare di mana sekitar 1,28 juta hektare adalah perkebunan  kelapa sawit aktif .

Angka ini adalah bukti bahwa masa depan ekonomi Kaltim berada di sektor perkebunan.

2. Melindungi hak-hak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari masyarakat lokal

Ilustrasi Lahan perkebunan di Kelurahan Mentawir, Sepaku, PPU dimiliki warga sejak zaman Belanda (IDN Times/Ervan)

Kendati demikian, perkembangan perkebunan kelapa sawit perlu dipastikan memberi keuntungan (tujuan ekonomi), dengan tetap menghormati serta melindungi hak-hak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari masyarakat lokal (tujuan sosial dan lingkungan).

Konsep inilah yang disebut dengan perkebunan berkelanjutan. Dengan tujuan mendorong terwujudnya pembangunan perkebunan berkelanjutan, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammerbeit (GIZ), dan Climate Policy Initiative (CPI) bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, serta para mitra kerja, berkolaborasi dalam program pembangunan perkebunan kelapa sawit rendah emisi sejak 2015.

Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Perlindungan Konsumen, Keamanan Nuklir, serta Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup Jerman (BMU-IKI).

3. Tercapai sejumlah keluaran dari kolaborasi para pihak

Pusat Bibit Durian

Selama lima tahun program ini berjalan (2015-2021), telah tercapai sejumlah keluaran dari kolaborasi para pihak. Keluaran tersebut selaras dengan lima tujuan program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi, yaitu penguatan tata kelola, tata guna lahan dan kapasitas pemerintah untuk melakukan pengawasan.

Penguatan kapasitas masyarakat dalam menata lahan dan mengelola konflik untuk memperoleh manfaat dari perkebunan sawit, analisis sosio-ekonomi dan lingkungan yang mendukung pembuatan kebijakan.

Selanjutnya penyediaan rekomendasi kebijakan dan insentif bagi pemerintah daerah dan sektor swasta dan  forum multy pihak sebagai ruang dialog untuk memberikan rekomendasi penyelesaian isu-isu perkebunan kelapa sawit.

Pada hari ini, program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi resmi berakhir. YKAN memfasilitasi evaluasi program, sekaligus apresiasi lima tahun berjalannya program.

“Capaian yang dievaluasi dan diapresiasi hari ini adalah kerja-kerja kolaborasi,” ujar Ujang.

Baca Juga: Kecele, Polisi Gerebek Sarang Narkoba di Balikpapan yang Kosong

Berita Terkini Lainnya