TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PLN dan IBC Kembangkan Battery Energy Storage System

Masuk dalam program konversi PLTD PLN pada tahun depan

Kantor Pusat PLN (Dok. PLN)

Balikpapan, IDN Times - PT PLN (Persero) bersama anak usahanya berkolaborasi dengan Indonesia Battery Coorporation (IBC) membangun Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 5 Megawatt (MW) pada tahun ini.

Program ini merupakan tindak lanjut dari rencana kerja IBC untuk memulai ekosistem baterai storage di Indonesia sebagai upaya mempercepat transisi energi hijau dan mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

"Karena pengembangan pembangkit EBT saat ini banyak didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang bersifat intermiten, sehingga membutuhkan baterai agar dapat memberikan suplai listrik yang konsisten," kata Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi dalam pers rilis kepada IDN Times, Rabu (16/3/2022). 

Baca Juga: PLN Gandeng Grab untuk Efisiensi dan Produktifitas Operasional

1. Penandatangan kerja sama percepatan industri Baterai dan program kendaraan listrik

Penandatangan kerja sama percepatan industri Baterai dan program kendaraan listrik. Foto PLN

Evy menandatangani MoU kerja sama strategis percepatan industri baterai dan program kendaraan bermotor listrik di Indonesia antara PLN Group dengan IBC. Iamenyampaikan bahwa PLN menyadari jika pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sangat membutuhkan BESS yang baik.

Terlebih, PLN memiliki rencana memiliki program konversi PLTD ke EBT yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Pada tahun ini rencananya ada 250 Megawatt (MW) PLTD yang akan dikonversi ke PLTS.

"Sejalan dengan rencana tersebut, peran BESS menjadi sangat penting agar pasokan listrik ke masyarakat tetap bisa nyala selama 24 jam," imbuhnya.

2. Pelibatan anak perusahaan PLN

Petugas PLN (Dok.IDNTimes/PLN)

Dalam membangun BESS ini, PLN melibatkan anak usahanya yang bergerak di bidang pembangkitan yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali, serta unit bisnis Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (Pusharlis). Sebab, nantinya teknologi BESS akan diterapkan di seluruh pembangkit milik PLN Group.

"Implementasi kerja sama yang akan dilakukan antara PLN, IP, PJB, dan IBC pada tahun 2022 adalah dengan membentuk kerja sama operasi (KSO) untuk pilot project BESS sebesar 5 MW," kata Evy.

Evy pun menargetkan setelah melakukan pilot project bersama, KSO diharapkan dapat langsung diimplementasikan pada program Dedieselisasi PLTD milik PLN.

3. Teknologi baterai yang berkualitas tinggi dan murah

stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) (Dok. Kementerian ESDM)

Di sisi lain, Direktur Keuangan IBC Bernardi Djumiril menyambut positif kerja sama antara IBC dan PLN Group yang akan mengakselerasi pengembangan BESS di Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan untuk dapat menghasilkan baterai yang berkualitas tinggi dengan harga yang lebih murah.

"Karena pengembangan dan risetnya harus di-develop sedemikian rupa sehingga pengembangan BESS dapat terakselerasi dengan baik dan tepat guna," tutur Bernardi.

Sebagai anak usaha dari PLN, IBC melihat framework pengembangan teknologi saat ini sudah terbentuk dengan PLN Group. Melalui kerja sama, maka visi IBC untuk menciptakan industri baterai yang terintegrasi dari hulu ke hilir dapat terealisasi lebih cepat.

"PLN Group mengelola PLTS maupun PLTB yang sangat vital untuk menguji keandalan baterai dari hasil riset ini nantinya," ucapnya.

Baca Juga: PLN Garansi Pasokan Listrik Aman selama Berkemah di IKN Nusantara

Berita Terkini Lainnya