Pekasam: Kuliner Fermentasi Unik yang Wajib Kamu Coba!

Balikpapan, IDN Times - Kalau ngomongin kuliner Indonesia, rasanya nggak bakal ada habisnya, deh! Mulai dari proses pengolahan hingga cita rasa yang nggak biasa, setiap daerah punya keunikan kuliner tradisionalnya sendiri. Salah satunya adalah pekasam – teknik jadul buat mengolah sekaligus mengawetkan ikan.
Praktik ini udah ada sejak zaman dulu, lho, sebelum teknologi canggih seperti kulkas dikenal. Yang menarik, metode pekasam ini masih eksis dan populer di beberapa daerah seperti Kalimantan dan Sumatra. Tapi, sebenarnya gimana sih cara bikinnya dan gimana juga rasanya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
1. Cara mengolah pekasam
Di Indonesia, pekasam punya banyak nama tergantung daerahnya. Di Kalimantan Selatan (Kalsel), dikenal sebagai pekasam, di Kalimantan Tengah (Kalteng) disebut wadi, sedangkan di Sumatra dikenal dengan nama bekasam. Tapi, intinya sama: semua melibatkan fermentasi untuk menghasilkan rasa khas.
Prosesnya cukup sederhana. Ikan segar - biasanya ikan air tawar - dicuci bersih dulu. Setelah itu, ikan disimpan dalam stoples bersama nasi dan garam. Stoples ini ditutup rapat dan dibiarkan “beristirahat” pada suhu ruang selama tujuh hari.
Kalau di Kalteng, metode wadi lebih sering pakai daging, bahkan daging babi hutan. Caranya agak beda, karena wadi menggunakan beras yang direndam dalam larutan gula aren. Dagingnya juga dibungkus daun nangka supaya nggak cepat busuk. Tapi intinya, baik pekasam maupun wadi, tetap favorit buat mengawetkan ikan.