Obesitas Anak dan Remaja yang Penyebabnya Mengejutkan

Penelitian Journal of American Medical Association

Balikpapan, IDN Times - Journal of American Medical Association mempublikasi penelitian potensi dampak kesehatan dari bisphenol-A (BPA). Studi University School of Medicine ini menunjukkan adanya korelasi antara kadar BPA dengan urine anak-anak dan remaja dengan peningkatan obesitas pada September 2022 lalu.

Dalam keterangan tertulisnya, hasil penelitian ini mengejutkan mengingat risiko BPA yang negatif diduga pemicu sejumlah penyakit serius, dari diabetes, kanker, hingga gagal ginjal. Penelitian sudah dipublikasi para ahli di Amerika dan banyak negara lain di dunia. 

Penelitian ini melibatkan 2.838 partisipan berusia antara 6 hingga 19 tahun. Ukuran sampel juga dinilai besar dan beragam, yang mewakili populasi Amerika Serikat. Hubungan yang ditarik antara BPA dan obesitas menyoroti masalah kesehatan masyarakat yang mendesak, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut dan perubahan kebijakan potensial untuk membatasi paparan BPA di kalangan anak-anak dan remaja.

1. Pengawasan kemasan makanan dan minuman di Amerika Serikat

Obesitas Anak dan Remaja yang Penyebabnya Mengejutkanilustrasi FDA atau BPOM Amerika Serikat (pharmaceutical-technology.com)

Analis riset senior dari Environmental Working Group (EWG) Sonya Lunder lantas bertanya tentang pendekatan badan pengawas obat dan makanan atau Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat terhadap BPA. Pada prosesnya, lembaga FDA belum membatasi penggunaannya pada kemasan bahan makanan, minuman, hingga botol bayi. 

Meskipun sejumlah penelitian kesehatan banyak mempertanyakan penggunaan kemasan mengandung BPA. 

Dalam hal ini, FDA semestinya segera mengambil keputusan cepat dalam penggunaan kemasan BPA dalam sistem kemasan pangan Amerika Serikat. Juga kebutuhan mendesak akan respons komprehensif terhadap risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh bahan kimia BPA.

Sonya menyebutkan, FDA telah mengumumkan pada Juli 2011 bahwa BPA tidak lagi diizinkan dalam botol bayi, gelas plastik keras, dan kaleng susu formula. Namun, langkah ini dianggap memiliki dampak yang terbatas pada kesehatan anak-anak. Protes publik yang mayoritas menyoal tentang penghapusan BPA dari seluruh kemasan pangan.

Baca Juga: Instansi Pemerintah Minati Ratusan Unit Rumah Elite di Balikpapan

2. Kemasan makanan dan minuman yang mengandung BPA

Obesitas Anak dan Remaja yang Penyebabnya MengejutkanLabel bebas BPA (BPA Free) pada kemasan pangan. (IDN Times/Istimewa)

Sumber utama paparan BPA bagi sebagian besar orang Amerika masih berasal dari kemasan pangan mereka. Secara khusus, lapisan epoksi yang digunakan untuk melapisi kaleng susu formula bayi dan sebagian besar kaleng makanan dan minuman dijual di Amerika Serikat mengandung BPA.

Ini berarti bahwa meskipun telah ada upaya untuk membatasi BPA pada barang-barang tertentu, paparan yang lebih luas melalui kemasan pangan tetap menjadi perhatian yang signifikan.

BPA adalah sejenis bahan kimia yang biasa digunakan dalam berbagai jenis kemasan, diketahui mudah larut ke dalam cairan yang bersentuhan dengannya. Karena bahan kimia tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi cairan yang diwadahi dalam kemasan mengandung BPA ini.

Tahun 2007, EWG menemukan empat produsen susu formula dunia terindikasi kemasan kalengnya mengandung BPA. Potensi yang bisa mengancam bayi terpapar kandungan zat kimia ini.  Pihak FDA mempertimbangkan untuk melarang penggunaan BPA dalam susu formula bayi di Amerika Serikat. 

3. Persoalan kesehatan akibat kemasan makanan dan minuman

Obesitas Anak dan Remaja yang Penyebabnya Mengejutkanilustrasi diabetes (freepik.com/minervastudio)

Penelitian para ahli ini makin menambah panjang kekhawatiran praktisi kesehatan akan bahaya BPA pada manusia. Risikonya jauh melampaui hubungan yang dilaporkan secara luas dengan obesitas, menggarisbawahi perlunya studi komprehensif dan perubahan kebijakan terkait penggunaan BPA.

Para peneliti menyoroti penyakit kardiovaskular dan diabetes, yang keduanya memiliki implikasi substansial bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, adanya hubungan potensial antara paparan BPA dan masalah kesuburan pada pria dan wanita, serta sindrom ovarium polikistik.

Temuan-temuan ini menggarisbawahi urgensi penelitian lebih lanjut dan langkah-langkah regulasi untuk mengatasi potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh BPA.

Baca Juga: BMKG Balikpapan Mendeteksi 11 Titik Panas di Kaltim

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya