Kontraktor Proyek Strategis di Penajam Enggan Gunakan SDA Lokal

Ganggu roda perekonomian daerah

Penajam, IDN Times - Sejumlah kalangan masyarakat Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) kecewa dengan kontraktor proyek strategis nasional yang enggan menggunakan sumber daya alam (SDA) lokal. Kontraktor ini malah memanfaatkan pasokan dari luar daerah. 

"Kami sayangkan para kontraktor enggan mendayagunakan SDA lokal seperti material batu gunung dan pasir uruk. Mereka hanya mau memakai batu dan pasir berasal luar pulau Kalimantan," kata Rama seorang warga di Kecamatan Sepaku, kepada IDN Times, Rabu (23/6/2021).

1. Dari segi kualitas batu dan pasir lokal tidak kalah baiknya dengan luar daerah

Kontraktor Proyek Strategis di Penajam Enggan Gunakan SDA LokalProyek strategis nasional pembangunan bendungan Sepaku penunjang air bersih IKN (IDN Times/Ervan)

Menurutnya, dari segi kualitas material seperti batu dan pasir di wilayah PPU atau Kaltim tidak kalah baiknya dengan asal luar daerah. Bahkan harganya lebih murah dibandingkan dengan luar pulau, karena biaya angkut lebih rendah ditambah waktu lebih cepat. Jika perlu bisa saja dilakukan pengecekan kualitas material itu.

"Contohnya seperti pembangunan bendungan Sepaku-Semoi perusahaan kontraktor pelaksana hanya mau menggunakan batu dari Palu. Hal ini berbeda seperti keinginan pemimpin negeri ini yakni bapak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar SDA lokal dimanfaatkan dalam pembangunan," sebutnya.

Baca Juga: Buronan Perampokan di Kalsel Dibekuk saat Sembunyi di Penajam

2. Secara tidak langsung menurunkan pendapatan ekonomi masyarakat PPU

Kontraktor Proyek Strategis di Penajam Enggan Gunakan SDA LokalProyek strategis nasional pembangunan bendungan Sepaku penunjang air bersih IKN (IDN Times/Ervan)

Terpisah seorang pengusaha batu gunung lokal berinisial AI menilai, keengganan kontraktor proyek nasional ini akan berdampak negatif terhadap pendapatan ekonomi masyarakat lokal. Pertumbuhan ekonomi warga PPU pun tidak berjalan dengan baik. 

“Saya kira dengan kondisi ini tanpa disadari oleh mereka, ekonomi daerah tidak berjalan sesuai harapan, karena pendapatan untuk daerah dan masyarakat juga terkendala oleh egois kontraktor tersebut. Kami menduga dalam pengadaan material tersebut ada permainan sehingga SDA lokal tidak dilirik khususnya batu gunung maupun pasir yang kualitasnya juga tidak kalah dengan daerah lain,” tuturnya.

Semestinya, proyek strategis nasional mampu membawa dampak positif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Pengadaan material dari luar daerah akan memupus harapan dari masyarakat PPU.

3. Tenaga kerja lokal terkadang dipersulit dalam persyaratan kerja

Kontraktor Proyek Strategis di Penajam Enggan Gunakan SDA LokalIlustrasi bursa tenaga kerja (IDN Times/Galih Persiana)

“Itu baru masalah SDA belum lagi masalah sumber daya manusia (SDM) lokal terkadang kontraktor pelaksanaan pembangunan baik dalam proyek kegiatan PT  Pertamina maupun lainnya, tenaga kerja merupakan masyarakat lokal terkadang dipersulit baik persyaratan kerja dalam hal tingkat pendidikan termasuk syarat administrasi seperti harus memiliki sertifikat keahlian,” katanya.

Untuk diketahui, tambahnya, tidak semua masyarakat di PPU ini mampu membiayai pendidikan hingga ke bangku perguruan tinggi karena terkendala biaya, apalagi ikut kursus keahlian yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Dengan alasan tidak memenuhi syarat maka perusahaan menggunakan SDM dari luar PPU. 

4. Harusnya perusahaan memberikan pendidikan dan latihan bagi SDM lokal jangan hanya dijadikan sebagai pekerja kasar

Kontraktor Proyek Strategis di Penajam Enggan Gunakan SDA LokalMenteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa topi pet putih bersama rombongan berdiri tepat dititik nol pembangunan istana negara (IDN Times/Ervan)

“Harusnya perusahaan tetap memberikan peluang bagi SDM lokal PPU dengan lebih dahulu memberikan pendidikan dan latihan agar tenaga kerja di PPU memiliki sertifikat keahlian sesuai kebutuhan mereka, seperti sertifikat alat berat, las maupun lainnya. Faktanya paling banyak masyarakat lokal hanya dijadikan sebagai pekerja kasar atau buruh saja dengan upah harian,” bebernya.

Dirinya berharap, perusahaan baik swasta maupun pelat merah atau yang berlabel badan usaha milik negara (BUMN) lebih mengutamakan tenaga kerja lokal, bukan hanya sebagai pekerja kasar saja tetapi juga berkeahlian khusus dengan terlebih dahulu memberikan pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan.  

Baca Juga: Warga Penajam Tinggal di IKN Ingin Infrastruktur Direalisasikan  

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya