Lagu Daerah Bapukung dari Banjar tentang Kasih Sayang Orang Tua

Makna liriknya mendalam!

Samarinda, IDN Times - Lagu merupakan salah satu pengantar tidur yang efektif digunakan ketika seorang ibu ingin menidurkan anaknya. Lagu yang dipilih pun selalu memiliki arti yang indah, tidak jarang pula memiliki doa di dalamnya.

Salah satu lagu pengantar tidur yang sering dinyanyikan adalah lagu daerah. Lagu daerah dipilih karena memiliki makna yang mendalam, termasuk lagu daerah Banjar yang satu ini, yaitu "Bapukung". Lagu ini sering dinyanyikan oleh warga Kalimantan Timur (Kaltim), sebagian di antaranya adalah keturunan dari Suku Banjar.

Penasaran kan? Yuk, simak fakta menarik tentang lagu ini!

1. Lagunya digunakan untuk menidurkan bayi ala orang Banjar

Lagu Daerah Bapukung dari Banjar tentang Kasih Sayang Orang TuaPixabay.com/PublicDomainPictures

Kebiasaan ini sudah turun temurun dilakukan oleh orangtua ketika bayi yang mereka miliki susah untuk ditidurkan. Seperti judul lagunya, yaitu "Bapukung", cara menidurkan bayi khas orang Banjar juga dinamakan ba pukung.

Bapukung sendiri dilakukan dengan mendudukkan posisi bayi dalam gendongan/ayunan kemudian mengikat bagian leher bayi tersebut dari luar. Terkesan berbahaya, ya?

Namun, cara ini aman dilakukan dan terbukti efektif, lho.

Baca Juga: 10 Potret Nadia Nur Aulya, Selebgram Hits Samarinda yang Stylish Abis

2. Liriknya penuh dengan kasih sayang orang tua

Lagu Daerah Bapukung dari Banjar tentang Kasih Sayang Orang TuaPixabay.com/satyatiwari

Liriknya yang lembut dan memiliki arti yang mendalam sebagai bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak cocok untuk dijadikan iringan pengantar tidur. Lirik pada lagu ini yang melukiskan kasih sayang orang tua kepada anak yaitu:

"Waktu halus timang-timang disayangi, waktu halus timang-timang dikasihi Manangis minta ayun, manangis minta pukung, manangis minta ayun."

Lirik tersebut bermakna, ketika seorang anak masih kecil, ia diberikan penuh kasih sayang oleh orang tuanya.

3. Cita-cita seorang anak ketika besar nanti mampu membanggakan orang tua

Lagu Daerah Bapukung dari Banjar tentang Kasih Sayang Orang TuaPixabay.com/JessicaHorkey

Dalam lirik pada lagu Bapukung ini juga menceritakan cita-cita seorang anak ketika ia tumbuh dewasa nanti. Liriknya berbunyi:

"Awak ulun sudah ganal handak minta rastu, pian supaya ulun bagawi rajaki mehinggapi Apalagi wayah ini, rajaki ngalih dicari hidup, tarasa tatindih makin lawas makin mati."

Lirik tersebut mengandung makna ketika sudah dewasa, seorang anak akan berusaha dengan keras agar ia menjadi sukses dengan restu orang tua. Makanya lagu ini cocok digunakan sebagai pengiring tidur sekaligus cita-cita orang tua untuk anaknya.

4. Liriknya mengandung arti permohonan maaf kepada orang tua

Lagu Daerah Bapukung dari Banjar tentang Kasih Sayang Orang TuaPixabay.com/marcinjozwiak

Dalam lirik lagu Bapukung juga menghadirkan cerita seorang anak yang meminta maaf dan rida kepada orang tua, teringat semasa ia kecil sudah diberikan kasih sayang yang besar oleh orang tuanya. Liriknya seperti ini:

"Waktu halus timang-timang disayangi waktu halus timang-timang dikasihi Wan uma minta ampun wan abah minta ampun wan uma minta ampun wan abah minta ampun Waktu halus timang-timang disayangi waktu halus timang-timang dikasihi.

5. Lagu ciptaan maestro Nanang Irwan

Lagu Daerah Bapukung dari Banjar tentang Kasih Sayang Orang TuaPixabay.com/Ellen26

Nama Nanang Irwan cukup dikenal di kalangan masyarakat Banjar. Ia adalah seorang penyanyi sekaligus pencipta banyak lagu daerah Banjar yang sering didengar, salah satunya adalah lagu Bapukung.

Itulah lima fakta menarik tentang lagu daerah Banjar, Bapukung. Makna yang terkandung dalam lagu ini sangat cocok dijadikan sebagai lagu pengantar tidur. Semoga dapat menjadi pilihan yang menyenangkan bagi Anda semua.

Baca Juga: Resep Tahu Gunting Khas Samarinda, Ide Camilan Gurih di Akhir Pekan

Hiisunshinee Photo Community Writer Hiisunshinee

siap

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya