Petikan Guyonan Kocak yang Hanya Dipahami Masyarakat Banjar

Permainan bahasa dan logat Banjar yang khas

Samarinda, IDN Times - Bahasa Banjar adalah salah satu bahasa daerah yang digunakan masyarakat di Banjarmasin hingga Kalimantan Selatan (Kalsel). Serumpun dengan bahasa Melayu-Polinesia, bahasa ini memiliki beberapa perbedaan dengan bahasa Melayu dalam hal kosakata, tata bahasa, dan pengucapan.

Dalam kesehariannya, Bahasa Banjar memiliki dialek khas melahirkan guyonan yang hanya bisa dipahami suku ini. Atau setidaknya, mereka yang sudah belajar dan memahami keunikan bahasa Suku Banjar ini. 

Seperti contohnya guyonan Suku Banjar di bawah ini yang bikin kalian senyum-senyum sendiri. Bagi mereka yang bukan Suku Banjar, jangan khawatir ada penjelasannya kok. 

Berikut adalah beberapa contoh humor dengan logat bahasa suku Banjar:

1. Guyonan keluarga di Banjar

Petikan Guyonan Kocak yang Hanya Dipahami Masyarakat Banjarilustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

"Papanya ba'kala ngemil kacang, anaknya ba'kala ngumpul kacang, neneknya ba'kala ngolah kacang, beli satu gratis tiga, kacang di Bulukumba kedaangkut lari."

Artinya: Ayahnya suka ngemil kacang, anaknya suka ngumpul kacang, neneknya suka mengolah kacang, beli satu gratis tiga, kacang di Bulukumba bisa lari.

Penjelasan: Humor ini menggunakan permainan kata-kata dengan logat Bahasa Banjar dan beberapa kata yang berbeda arti jika dibaca dengan logat Banjar.

Baca Juga: 9 Potret Indahnya Pulau Samber Gelap di Banjarmasin, Surga Dunia Nih!

2. Humor tentang bertamu di masyarakat Banjar

Petikan Guyonan Kocak yang Hanya Dipahami Masyarakat BanjarIlustrasi bertamu (IDN Times/Rizka Yulita)

"Mak betuah sapai mati, mak muda sapai kahilangan, orang bertamu di depan, tak melepaskan ngantung belakang."

Artinya: Mak tua sampai mati, mak muda sampai kehilangan, orang bertamu di depan, tidak melepaskan ngantuk belakang.

Penjelasan: Humor ini juga menggunakan permainan kata-kata dengan logat Bahasa Banjar, di mana kata "sapai" (sampai) dan "kahilangan" (kehilangan) menjadi kata yang berbeda arti jika dibaca dengan logat Banjar.

3. Guyonan tentang transportasi

Petikan Guyonan Kocak yang Hanya Dipahami Masyarakat BanjarIlustrasi Kecelakaan Kendaraan. (IDN Times/Aditya Pratama)

"Aduh, tadi pagi saya hampir telinga kuping, Pak."
Artinya: Aduh, tadi pagi saya hampir kecelakaan, Pak.

Penjelasan: Humor ini menggunakan permainan kata-kata dengan logat Bahasa Banjar, di mana kata "telinga kuping" dibaca dengan logat Banjar seperti kata "celaka" dalam Bahasa Indonesia.

4. Humor pergaulan masyarakat Banjar

Petikan Guyonan Kocak yang Hanya Dipahami Masyarakat Banjarilustrasi pertemanan (pexels.com/@mentatdgt)

"Ngapa jadi puyan-puyan, kak? Apa kakak punya kentang bengong di telinga?"
Artinya: Kenapa jadi lupa-lupa ingat, kak? Apa kakak punya kentang bengong di telinga?

Penjelasan: Humor ini menggunakan permainan kata-kata dengan logat Bahasa Banjar, di mana kata "puyan-puyan" dibaca dengan logat Banjar seperti kata "lupa-lupa ingat" dalam Bahasa Indonesia, dan kata "kentang bengong" mengacu pada telinga yang sulit mendengar karena tersumbat.

 

Bagaimana sudah bisa memahami kekocakan guyonan masyarakat Suku Banjar? Kalau masih belum paham, sepertinya harus tinggal dulu di Kalsel nih. 

Baca Juga: 6 Kedai Kopi Kekinian di Banjarmasin Ini Asyik Buat Ngerjain Tugas

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya