Pernikahan dini adalah salah satu isu sosial yang masih terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan untuk menikah di usia muda, seperti tekanan ekonomi, tradisi, dan rendahnya akses terhadap pendidikan.
Sayangnya, pernikahan dini sering kali membawa dampak negatif bagi kesehatan, psikologis, dan kesejahteraan jangka panjang, terutama bagi anak perempuan. Salah satu cara paling efektif untuk mencegah pernikahan dini adalah melalui pendidikan.
Alternatif pendidikan yang inklusif dan aksesibel dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko pernikahan dini. Beragam pendekatan pendidikan yang fokus pada pemberdayaan remaja, khususnya perempuan, dapat membuka peluang bagi mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik terkait masa depan.
Berikut adalah beberapa alternatif pendidikan yang bisa membantu menghindari pernikahan dini.