5 Kulit Kayu yang Gak Nyangka Bernilai Ekonomis Tinggi, Bukan Limbah

Samarinda, IDN Times - Selama ini kulit kayu sering dianggap limbah yang gak berguna setelah pohon ditebang. Padahal, siapa sangka bagian luar pohon ini justru punya potensi ekonomi yang gak main-main. Dari dunia kesehatan, kecantikan, sampai kerajinan tangan, kulit kayu hadir sebagai bahan alami yang kaya manfaat dan bisa jadi sumber cuan yang berkelanjutan.
Bukan cuma ramah lingkungan, pemanfaatan kulit kayu juga bisa jadi peluang bisnis baru buat petani, pengrajin, hingga UMKM di daerah. Nah, berikut ini lima jenis kulit kayu yang ternyata punya nilai ekonomis tinggi dan layak banget buat dilirik, dilestarikan, dan dikembangkan!
1. Kulit kayu cendana - Si wewangian mahal yang bikin dunia terpesona

Kulit kayu cendana dikenal banget karena aromanya yang lembut, adem, dan tahan lama. Gak heran kalau cendana jadi komoditas mewah di pasar global, dipakai dalam parfum, dupa, minyak esensial, sampai skincare.
Permintaan tinggi, terutama dari India dan Timur Tengah, bikin harga cendana melambung. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), cendana jadi aset lokal yang dijaga ketat. Pemerintah dan komunitas lokal pun makin gencar membudidayakannya karena nilai jualnya yang fantastis.
2. Kulit kayu manis - Si rempah multifungsi yang laris di mana-mana

Selain bikin makanan makin sedap, kulit kayu manis juga punya manfaat kesehatan seperti menurunkan gula darah, melancarkan pencernaan, sampai boosting sistem imun. Kandungan cinnamaldehyde-nya bikin rempah ini dicari di dunia kuliner dan industri parfum.
Indonesia, Sri Lanka, dan Vietnam jadi penghasil utama kayu manis. Ekspornya terus naik, apalagi tren back to nature makin digandrungi. Gak heran kalau petani manis bisa dapet penghasilan stabil dari kulit kayunya.
3. Kulit kayu trengguli - Obat alami sekaligus pewarna tradisional

Trengguli dikenal di pengobatan tradisional karena kandungan laksatifnya yang bantu atasi sembelit. Tapi gak cuma itu, kulit kayu ini juga sering dipakai buat pewarna alami di industri tekstil-hasilnya bisa warna cokelat sampai kuning yang earthy banget!
Tanaman ini banyak ditemukan di Asia Tenggara dan India. Dengan pengolahan tradisional, trengguli jadi produk herbal dan kerajinan yang punya potensi ekspor. Multifungsi dan bernilai!
4. Kulit kayu laban - Bahan favorit para pengrajin lokal

Buat kamu yang suka produk handmade, kulit kayu laban bisa jadi favorit baru. Banyak ditemukan di Kalimantan dan Sulawesi, kayu ini lentur dan kuat—cocok banget buat tas, dompet, atau aksesori etnik yang eco-friendly.
Selain kerajinan, laban juga dipakai dalam furnitur karena daya tahannya. Di tengah tren sustainability, bahan alami kayak gini makin dilirik. Potensinya gede banget buat dikembangkan sama komunitas lokal.
5. Kulit kayu pulai - Si herbal serba bisa dari alam

Kulit kayu pulai udah lama dipakai buat obati demam, luka luar, dan gangguan pencernaan. Kandungan antibakteri, antipiretik, alkaloid, dan flavonoid di dalamnya bikin kulit kayu ini cocok buat bahan dasar produk kesehatan herbal.
Permintaan pasar terhadap produk organik makin naik, dan pulai pun ikut naik daun. Di beberapa daerah, kulit kayunya dijual dalam bentuk kering, bubuk, sampai teh herbal. Kalau dibarengi dengan budidaya yang tepat, kulit kayu pulai bisa banget jadi komoditas andalan Indonesia.
Kulit kayu yang dulu dianggap gak penting ternyata punya potensi ekonomi luar biasa. Dari harum cendana, manfaat medis kayu manis dan pulai, sampai nilai seni laban dan trengguli-semuanya bukti bahwa bagian luar pohon bisa jadi peluang bisnis yang berkelanjutan. Siapa sangka, limbah ternyata bisa jadi ladang cuan!