Menyeimbangkan Ambisi dan Kebahagiaan untuk Milenial

Samarinda, IDN Times - Pernah gak, merasa hidup seperti lari maraton tanpa garis finish? Bangun pagi langsung dihantam jadwal seabrek, malamnya malah overthinking karena banyak hal belum kelar. Ambisi itu bagus, apalagi kalau bikin kamu berkembang. Tapi, gimana kalau ambisi justru bikin lupa napas, lupa bahagia, bahkan lupa caranya santai?
Punya mimpi besar itu keren, tapi kalau bikin kamu terus nge-push diri sampai lelah fisik dan mental, yang ada malah burnout, bukan sukses. Ambisi itu kayak pedang bermata dua—bisa bantu kamu maju atau malah jadi bumerang kalau nggak terkontrol. Yuk, coba pelan-pelan turunin kadar ambisiusmu! Siapa tahu hidupmu jadi lebih bahagia, nih.
1. Mengurangi tekanan berlebihan pada diri sendiri
Setuju gak kalau punya target bikin hidup lebih terarah? Tapi kalau kamu terus-terusan ngejar kesempurnaan, capek banget rasanya. Kesalahan itu wajar, kok. Hidup nggak harus selalu mulus seperti jalan tol-ada naik, turun, bahkan mungkin macet.
Bayangin aja, kamu lagi mendaki gunung tapi terus-terusan lihat puncak tanpa berhenti. Capek, kan? Sama halnya dengan hidup, kadang kamu perlu berhenti sebentar buat nikmatin pemandangan dan nyadar kalau usahamu udah luar biasa. Tekanan yang berlebihan nggak bikin kamu makin hebat, justru bikin mentalmu tertekan. Jadi, yuk kasih ruang buat diri sendiri menikmati proses.