Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sekolah (unsplash.com/@cdc)

Samarinda, IDN Times - Pendidikan adalah salah satu prioritas utama bagi setiap anak. Orangtua biasanya berupaya keras untuk menyediakan fasilitas pendidikan terbaik. Namun, beberapa orangtua terpaksa berpindah-pindah tempat karena tuntutan pekerjaan, yang sering kali memaksa anak-anak untuk berpindah sekolah.

Perpindahan sekolah yang berulang dapat membawa dampak negatif, seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

1. Kemampuan bersosialnya jadi terhambat

ilustrasi sekolah (unsplash.com/@cdc)

Sekolah bukan hanya tempat untuk belajar akademis, tetapi juga lingkungan di mana anak-anak belajar bersosialisasi. Kemampuan bersosialisasi menjadi lebih sulit bagi anak-anak yang terus-menerus berpindah sekolah.

Proses adaptasi sosial ini tidak selalu mudah, dan anak-anak mungkin mengalami hambatan yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan teman-teman sebaya.

2. Memengaruhi kualitas akademiknya

ilustrasi anak belajar (unsplash.com/@anniespratt)

Orang tua tentu ingin anak-anak mereka berprestasi di bidang akademik. Namun, anak yang sering berpindah sekolah mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran yang berbeda-beda. Perbedaan kualitas pendidikan di setiap sekolah bisa membuat anak mengalami kesulitan, yang akhirnya berdampak pada prestasi akademiknya.

3. Menyebabkan stres pada anak

ilustrasi merasa sedih (unsplash.com/@caleb_woods)

Stres dan depresi bukan hanya dialami oleh orang dewasa; anak-anak juga berisiko mengalami hal yang sama, terutama jika mereka terlalu sering berpindah sekolah. Ketidaknyamanan di lingkungan baru dapat menjadi salah satu penyebab stres.

Orang tua perlu menyadari tantangan ini, karena anak harus menghadapi situasi yang tidak mudah.

4. Proses penyesuaian yang terbilang lama

ilustrasi anak di sekolah (unsplash.com/@jerry_318)

Setiap anak yang berpindah sekolah memerlukan waktu untuk beradaptasi. Proses ini bisa menjadi rumit, terutama jika anak tersebut pindah ke daerah dengan kultur atau bahasa yang berbeda. Beberapa anak mungkin gagal beradaptasi, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan dalam belajar.

Oleh karena itu, dukungan dari orang tua, guru, dan teman sebaya sangat penting untuk membantu anak beradaptasi dengan baik.

5. Mudah mengalami konflik dengan teman sebaya

ilustrasi bullying (unsplash.com/@z734923105)

Selain itu, ada risiko konflik dengan teman-teman sebayanya. Di beberapa sekolah, anak-anak baru bisa menjadi target perundungan. Ini berpotensi menimbulkan konflik atau bahkan membuat anak menjadi korban. Karena itu, orang tua perlu selektif dalam memilih sekolah dan menjaga komunikasi yang baik dengan guru untuk mencegah masalah tersebut.

Tantangan yang dihadapi anak-anak yang sering berpindah sekolah sangatlah kompleks. Oleh karena itu, orang tua harus lebih memperhatikan kebutuhan emosional dan akademis anak-anak mereka. Kenyamanan anak dalam lingkungan baru harus menjadi prioritas, agar tidak berdampak negatif pada kesehatan mental dan prestasi mereka.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team