Peninggalan sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara. (IDN Times/Wibisono)
Kesultanan Bulungan mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Padahal, kerajaan ini pernah berjaya menguasai wilayah pesisir Kalimantan Utara dan sekitarnya. Didirikan pada tahun 1731 oleh Wira Amir, kesultanan ini memegang peranan penting dalam sejarah wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Seiring berjalannya waktu, nama Kesultanan Bulungan perlahan-lahan terlupakan.
Kesultanan Bulungan resmi berdiri pada tahun 1731, dengan Sultan Amril Mukminin sebagai raja pertama yang memerintah. Berasal dari Sulawesi, Amril Mukminin berhasil memperluas kekuasaan kesultanan hingga mencakup seluruh wilayah yang kini menjadi Provinsi Kalimantan Utara. Pada masa itu, wilayah ini kaya akan sumber daya alam, mulai dari hasil hutan, perikanan, hingga sungai-sungai di perbatasan. Dalam sejarahnya, Kesultanan Bulungan diperintah oleh 13 generasi raja.
Masa kejayaan Kesultanan Bulungan berlangsung dari tahun 1771 hingga 1938. Salah satu hal yang membedakan kesultanan ini dari kerajaan lain adalah kebijakan untuk tidak menarik upeti dari rakyat. Selain itu, kesultanan memiliki ratusan pasukan terlatih yang dilengkapi dengan senjata seperti senapan dan meriam. Pasukan ini bertugas menjaga keamanan wilayah, terutama dari ancaman perompak yang sering mengganggu perbatasan.
Kehadiran Belanda di Kalimantan tak serta-merta mengganggu eksistensi Kesultanan Bulungan. Justru, kesultanan berhasil memanfaatkan hubungan tersebut dengan menjalin kerja sama dalam bidang keamanan. Kesepakatan ini memberikan izin kepada Belanda untuk mengeksploitasi sumber minyak dan gas di wilayah kesultanan. Sebagai imbalannya, pendapatan dari hasil eksploitasi tersebut dibagi dengan Kesultanan Bulungan.
Namun, masa kejayaan Kesultanan Bulungan berakhir tragis ketika terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia pada pertengahan abad ke-20. Kesultanan Bulungan dituduh memiliki hubungan dengan Malaysia yang saat itu didukung oleh Inggris. Tuduhan ini memicu perintah dari Brigadir Jenderal Suharyo untuk mengeksekusi sebagian besar anggota keluarga kerajaan tanpa alasan yang jelas.
Tragedi ini mengakibatkan kehancuran total Kesultanan Bulungan. Harta benda kesultanan, termasuk benda-benda antik dari Tiongkok dan Eropa, dijarah. Istana yang telah berdiri selama ratusan tahun dibakar habis. Peristiwa ini menjadi salah satu babak kelam dalam sejarah kesultanan yang pernah berjaya.
Nah, demikian lah ulasan sejarah singkat dari masing-masing kerajaan di Kalimantan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.