Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Peribahasa Indonesia di KBBI tentang Sifat Serakah, Wajib Dihindari

ilustrasi sifat serakah (unsplash.com/Tolga Ahmetler)

Samarinda, IDN Times - Peribahasa Indonesia mengajarkan hal-hal baik yang harus ditanamkan dalam pikiran sejak belia. Perumpamaan yang disusun juga mengiaskan nasihat untuk menghindari berbagai perilaku buruk yang dapat merusak tatanan kehidupan, salah satunya ialah mengenai keserakahan atau ketamakan. 

Pada artikel berikut ini, IDN Times akan membagikan beberapa peribahasa di KBBI berkenaan sifat serakah yang harus kamu jauhi sejauh-jauhnya. Segera disimak sampai selesai, ya!

1. Pada urutan pertama ada peribahasa berbunyi "Bagai anjing menggonggong tulang" yang gambarkan tingkah laku orang rakus

ilustrasi sifat serakah (unsplash.com/Jonathan Göhner)

2. Sedangkan "Berhakim kepada beruk" mengajarkan niscaya akan rugi apabila meminta pengadilan kepada orang yang tamak

ilustrasi sifat serakah (pixabay.com/Ralph)

3. Ungkapan "Diberi betis, hendak paha" bermakna orang yang diberi sedikit lalu menginginkan yang banyak (semuanya)

ilustrasi sifat serakah (unsplash.com/david Griffiths)

4. Tabiat orang tamak, mau menerima pemberian orang, tetapi tidak mau memberi ialah arti dari "Di padang orang berlari, di padang sendiri berjingkat"

ilustrasi sifat serakah (commons.wikimedia.org/Erich von Stroheim)

5. Peribahasa berbunyi "Mendabih menampung darah" memiliki makna sangat tamak

ilustrasi sifat serakah (unsplash.com/Alexander Grey)

6. "Seperti Belanda minta tanah, diberi kuku hendak menggarut" mengiaskan makna apabila seseorang diberi sedikit, ia meminta lebih banyak lagi

ilustrasi sifat serakah (commons.wikimedia.org/Erich von Stroheim)

7. Maksud peribahasa "yYang dikejar tidak dapat, yang dikandung berceceran" ialah yang diharapkan tidak diperoleh, bahkan yang telah ada menjadi hilang

ilustrasi sifat serakah (pexels.com/Wendy Wei)

Sebuah peribahasa berisi maksud dan ajaran yang amat dekat dengan keseharian ataupun fenomena yang terjadi di masyarakat. Begitu pula perihal sifat serakah yang dapat dengan mudah ditemui dari perilaku para pemangku kepentingan yang dahaganya tak pernah terpuaskan meski terus menenggak uang dan kekuasaan sebanyak apa pun. 

 
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us