Melihat dari Dekat, Bahasa dan Budaya Unik Balikpapan

Kalau ke warung, jangan lupa minta kompek ke buleknya..

Balikpapan, IDN Times - Indonesia terkenal dengan keberagaman suku bangsa dan bahasa. Di setiap daerah, terdapat bahasa asli yang menjadi bagian penting dari identitas lokal. Hal ini juga berlaku di Balikpapan, di mana bahasa dan logat khasnya menarik perhatian banyak orang.

Seiring dengan penetapan Ibu Kota Baru di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya di Penajam Paser Utara (PPU), kita dapat melihat sisi lain dari kekayaan budaya Benua Etam. Salah satu yang menarik perhatian adalah bahasa dan logat yang sering digunakan di Kota Balikpapan. Bagi yang datang dari luar kota, mungkin akan sedikit bingung saat mendengar ungkapan-ungkapan ini. Apa sajakah itu? Mari kita simak.

1. Kompek

Melihat dari Dekat, Bahasa dan Budaya Unik BalikpapanIlustrasi plastik (IDN Times/Lia Hutasoit)

Siapa sangka, di Balikpapan, kata kompek mengacu pada kantung plastik yang biasa kita minta atau terima dari penjual setelah membeli sesuatu. Penggunaan kata ini lebih umum daripada menyebutnya sebagai "kantung plastik".

Jika anda berasal dari luar daerah, mungkin akan sedikit bingung dengan istilah ini karena penulisannya jauh berbeda dengan artinya.

Jadi, saat anda berbelanja di kota Balikpapan, jangan lupa untuk meminta kompek dari penjualnya, ya!

2. Angsul

Melihat dari Dekat, Bahasa dan Budaya Unik Balikpapanpixabay.com

Selain itu, kata angsul juga kerap terdengar di warung-warung tempat kita berbelanja. Angsul mengacu pada kembalian uang.

Ketika kita membeli barang dengan harga lebih murah dari uang yang kita berikan, biasanya penjual akan mengatakan, "Nah, angsul mu jangan lupa," dengan logat khas mereka.

Baca Juga: Calon Ibu Kota Baru, ini Fakta Menarik tentang Kalimantan Timur

3. Cinaboy

Melihat dari Dekat, Bahasa dan Budaya Unik BalikpapanIlustrasi Game (IDN Times/Mardya Shakti)

Di Balikpapan, terdapat juga permainan tradisional dengan nama khas, seperti "Cinaboy", permainan lempar kaleng yang disusun tinggi dengan bola kasti. Permainan ini sering dimulai dengan acara undian untuk memilih regu.

Setelah itu, regu yang bermain akan melempar kaleng hingga berantakan. Selama bola kasti belum disentuh oleh tim lawan, tim yang bermain harus merapikan kembali kaleng-kaleng tersebut.

Pastinya, jangan sampai kena ya, po!

4. Bote

Melihat dari Dekat, Bahasa dan Budaya Unik Balikpapangiphy.com

Selanjutnya, ada juga kata bote, yang berarti bohong. Kata ini sering digunakan ketika seseorang tidak percaya dengan lawan bicaranya.

Misalnya:

A: Po, adakah uangmu? Pinjam dulu nah habis bensinku eh.

B: Nda ada po. Uangku aja habis eh barusan habis kubelikan es.

A: Bah, bote-nya kamu.

Hehe, logatnya keren, bukan?

Sekarang, mari kita bahas makanan. Di Balikpapan, ada dua makanan dari tepung yang memiliki panggilan khusus. Pertama adalah "Ote-ote" atau bakwan, dan yang kedua adalah "Saloma" atau baso aci.

Bagi yang sudah terbiasa dengan istilah "Ote-ote", mungkin akan familiar, namun bagi yang belum, bisa jadi bingung. Begitu juga dengan "Saloma". Beberapa waktu lalu, ada video viral seorang anak sekolah yang ingin membeli "salome", yang akhirnya justru menjadi perhatian warganet karena istilah tersebut.

Jadi, jika Anda berada di Balikpapan dan ingin menikmati baso aci, jangan ragu untuk memesan "salome" kepada penjualnya, ya!

5. Ote-ote dan salome

Melihat dari Dekat, Bahasa dan Budaya Unik Balikpapancraftlog

Sekarang, mari kita bahas makanan. Di Balikpapan, ada dua makanan dari tepung yang memiliki panggilan khusus. Pertama adalah ote-ote atau bakwan, dan yang kedua adalah salome atau baso aci.

Bagi yang sudah terbiasa dengan istilah ote-ote, mungkin akan familiar, namun bagi yang belum, bisa jadi bingung. Begitu juga dengan salome. Beberapa waktu lalu, ada video viral seorang anak sekolah yang ingin membeli salome, yang akhirnya justru menjadi perhatian warganet karena istilah tersebut.

Jadi, jika Anda berada di Balikpapan dan ingin menikmati baso aci, jangan ragu untuk memesan salome kepada penjualnya, ya!

Baca Juga: Sejarah Penajam dari Kota Otonomi hingga Calon Ibu Kota Negara

Topik:

  • Linggauni
  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya