4 Tips Menjalani Hidup Usai Ditinggal Pasangan, Bisa karena Terbiasa!

21 Sep 2024, 19:00 WIB

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Matheus Bertelli)

Samarinda, IDN Times - Siapa sih yang tidak bersedih hati ketika terjadi sebuah perpisahan? Rasanya semua orang merasa sedih, ya. Terlebih lagi, perpisahan itu dengan orang yang begitu kita cintanya. Ya, dia adalah satu-satunya orang yang kita percaya sebagai tempat berbagi kisah suka dan duka.

Pun menjadi penyemangat terbaik untuk menjalani rutinitas hidup yang cukup membosankan. Kehadirannya mampu membuatmu nyaman dan aman menjadi dirimu sendiri. Kamu begitu bahagia bisa melakukan banyak hal bersamanya. Mulai dari hal yang begitu kompleks maupun hal kecil yang receh.

Sayangnya, ada waktu kamu harus bangun dan menyadari bahwa semuanya sudah berlalu. Ya, dia sudah pergi dan tidak akan pernah kembali lagi ke kehidupanmu. Lantas, kamu tidak bisa hidup tanpa dia? Coba simak 4 hal yang mampu menyangkal ketidakmampuanmu itu lengkap dengan tips untuk bisa terus menjalani kehidupan dengan baik.

1. Dulu hidupmu pernah baik-baik saja tanpanya

ilustrasi berbahagia (pixabay.com/fabiennefrancis)

Saking fokusnya dengan kenangan hidup dengannya, kamu jadi lupa dengan kehidupanmu yang dulu. Ya, hidupmu yang dulu itu bisa baik-baik saja tanpa adanya dia. Dulu dan sekarang sama-sama tidak ada dia, lho.

Jika dahulu kamu bisa melewati hidupmu, kenapa sekarang jadi tidak bisa melanjutkan hidup? Coba pikirkan. Cobalah hidup seperti kehidupanmu yang dulu. Kehidupan yang pernah membuat kamu baik-baik saja, meski tidak ada dia.

2. Bisa karena terbiasa

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/vdnhieu)

Kalau kamu masih menyangkal bahwa dahulu bisa baik-baik saja ya karena belum mengenal dia. Maka, coba kamu pikirkan hal-hal luar biasa di luar kisah percintaan yang telah kamu taklukan.

Misalnya saja kamu berhasil beradaptasi dengan perusahaan barumu. Mulai dari adaptasi kemampuan hingga lingkungan kerja. Bukankah hal tersebut terasa cukup sulit awalnya? Lantas, buktinya sekarang bisa bukan? Coba pikirkan.

Jika dibahas lebih lanjut, apa yang membuatmu tetap bertahan meski rasanya berat? Apakah kebutuhan finansial? Karir? Atau bahkan teringat akan proses rekrutmen yang kompleks. Sekarang, coba temukan alasan untuk kamu bisa bertahan hidup tanpa dia.

Alasan itulah yang bisa membuatmu bertahan hingga bisa karena terbiasa. Jadi, ciptakan kebiasaan untuk bisa hidup tanpa dia, bukan malah sebaliknya terbiasa terlalut dengan bayangan semunya.

3. Dia sudah tidak menginginkan kamu

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/frankis_shen)

Kamu sudah paham bukan bahwa perpisahan kalian menjadi tanda dia sudah tidak menginginkan kamu. Sadarlah bahwa cuma kamu tidak bisa hidup tanpa dia. Sedang dia hidupnya baik-baik saja.

Jadi, mau kamu jungkir balik seperti apa juga tidak bisa membuatmu kembali bersamanya. Mengapa demikian? Lagi-lagi ya karena dia sudah tidak menginginkan kamu. Kamu tidak ada pilihan lain selain belajar untuk bisa hidup baik-baik saja tanpa adanya dia.

4. Tetap dengannya hanya akan menyakitimu

ilustrasi berbahagia (pixabay.com/Abbat1)

Coba bayangkan kamu hidup bersama orang yang sudah tidak kamu cintai lagi. Pilihannya cuma dua, bertahan atas dasar kasihan atau melampiaskannya. Dua kemungkinan itulah yang akan terjadi padamu saat kamu memaksa dia tetap ada di sampingmu.

Bukankah hidup bersama orang yang sudah tidak mencintai kita begitu menyedihkan? Bahkan menyakitkan. Bagaimana tidak, setiap hari kamu akan melihat secara nyata sikap dan tindakannya yang tidak memperlakukan kamu dengan setulus hatinya.

Kalian sudah tidak cocok, tidak bisa kembali hidup bersama, dan hubungan kalian sudah resmi berakhir. Jadi, imajinasi akan terus bisa hidup bersama dia hanya akan berakhir menyakiti dan melukai hatimu. Terlebih, merusak kehidupanmu yang harus terus berjalan maju.

Sejatinya, tidak ada yang salah dengan jatuh cinta. Sama halnya dengan tidak bisa melupakan kenangan cinta, meski orangnya sudah tidak ada. Namun, hidupmu harus terus berjalan. Duniamu terus berjalan, meski harus berdampingan dengan luka. Kamu cukup menjalaninya dan menunggu hingga pada waktunya nanti kamu bisa sembuh seutuhnya. Semoga kepulihan itu segera datang, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.