Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak (pexels.com/RODNAE Productions)

Samarinda, IDN Times - Tidak ada yang berharap untuk dilahirkan dalam kondisi keluarga broken home, baik itu karena orang tua bercerai atau karena suasana keluarga yang toksik dengan perilaku yang tidak sehat di antara anggota keluarga.

Meskipun menghadapi situasi yang sulit, ada banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari pengalaman keluarga broken home. Pelajaran-pelajaran ini, pada akhirnya, dapat membentuk kedewasaan dan memberikan wawasan tentang sifat-sifat keluarga yang baik dan buruk, sehingga di masa depan, Anda dapat mencegah anak Anda mengalami hal yang sama seperti yang Anda alami.

1. Toxic parenting

ilustrasi anak takut (pexels.com/August De Richelieu)

Pengasuhan oleh orang tua yang toksik mengajarkan Anda banyak hal. Anda menyadari betapa banyaknya trauma yang Anda alami karena diperlakukan dengan cara yang tidak sehat, dan bagaimana hal itu dapat menjadi luka emosional yang sulit disembuhkan sepanjang hidup.

Tidak semua orang dapat mengambil pelajaran seperti ini dari pengalaman mereka, tetapi Anda termasuk di antaranya. Pengalaman tersebut telah membekali Anda dengan kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pengasuhan yang baik dan sehat ketika Anda nantinya memiliki anak.

2. Dampak trauma mental yang dialami

ilustrasi anak menangis (pexels.com/Victoria Borodinova)

Sebagai seseorang yang telah mengalami kondisi keluarga broken home, Anda memiliki pengalaman tentang trauma yang terjadi. Anda mungkin mengalami trauma akibat pertengkaran, bentakan, penghinaan, tuntutan, dan bahkan kekerasan di dalam keluarga.

Jika Anda mengambilnya sebagai pembelajaran, pengalaman ini dapat membentuk Anda menjadi individu yang lebih baik dalam memperlakukan orang lain. Anda menyadari betapa tidak menyenangkannya diperlakukan dengan buruk, dan Anda memilih untuk bertindak dengan lembut dan penuh pengertian terhadap orang lain, sebagai kebalikan dari apa yang Anda alami di masa lalu.

3. Pentingnya kematangan dan kesiapan saat memutuskan menikah

ilustrasi menikah (pexels.com/Emma Bauso)

Belajar dari kondisi keluarga yang hancur, Anda memahami betapa pentingnya kesiapan yang matang sebelum memasuki ikatan pernikahan. Anda menyadari bahwa menjalani rumah tangga dan mengasuh anak bukanlah hal yang bisa dianggap remeh.

Pemahaman ini membantu Anda memiliki perspektif yang lebih dalam tentang dinamika keluarga dan peran pentingnya dalam pembentukan kepribadian. Kesiapan tersebut tidak hanya mencakup kematangan fisik dan mental, tetapi juga melibatkan kematangan dalam wawasan dan pemikiran yang diperlukan untuk membangun keluarga yang sehat dan harmonis bersama pasangan.

4. Naik turunnya kondisi dalam rumah tangga

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Bagi mereka yang tumbuh dalam keluarga yang terpecah, mereka mungkin dapat menghubungkan dengan dinamika hubungan orangtua yang bergelombang. Ada saat-saat kebahagiaan dan kasih sayang di antara mereka, tetapi juga ada masa-masa konflik dan pertengkaran yang intens.

Penting untuk mengakui bahwa jika konflik di antara orangtua terlalu terbuka, dapat menjadi lingkungan yang beracun bagi anak-anak. Namun, dari pengalaman ini, kita dapat belajar bahwa hubungan perkawinan tidak selalu berjalan mulus, dan pentingnya memilih pasangan hidup dengan bijak dan hati-hati.

5. Tipe keluarga harmonis yang ingin dibangun di masa depan

ilustrasi keluarga (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dari pengalaman keluarga yang terpecah, kita belajar tentang pentingnya memilih tipe keluarga yang diinginkan di masa depan. Mengalami kehancuran dalam keluarga memotivasi kita untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan bijaksana di masa mendatang.

Banyak orang yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terpecah berharap untuk membangun keluarga yang harmonis dan bahagia suatu hari nanti. Oleh karena itu, mereka lebih menghargai dan mensyukuri setiap momen kecil ketika mereka menikah dan memiliki anak.

Meskipun hidup dengan keluarga yang terpecah bisa menyakitkan, pengalaman tersebut bisa menjadi pembelajaran berharga. Lima poin di atas memberikan wawasan yang mendalam tentang makna keluarga dan mendorong kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam memahami nilai-nilai keluarga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team