Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang wanita sedang malas bekerja.
Ilustrasi Trik Psikologi Menipu Otak agar Lebih Termotivasi saat Malas. (pexels.com/Karola G)

Setiap orang pasti pernah dilanda rasa malas. Sering kali, kondisi ini bukan karena benar-benar enggan bergerak, melainkan karena otak sedang masuk ke energy preservation mode—situasi ketika otak memilih kenyamanan jangka pendek ketimbang tujuan jangka panjang. Akibatnya, kita cenderung menunda pekerjaan, menghindar, atau merasa bersalah karena tak produktif.

Kabar baiknya, otak bisa “ditipu”. Dengan memahami bagaimana otak merespons kebiasaan, imbalan, dan konteks, kita bisa memunculkan kembali motivasi yang redup. Berikut lima trik psikologis yang bisa membantu mengatasi rasa malas.

1. Mulailah dengan 2 menit saja

Ilustrasi Tips Bekerja dengan Kesadaran Penuh untuk Hasil Maksimal. (pexels.com/Moose Photos)

Rasa malas sering muncul karena tugas terasa terlalu besar. The Two-Minute Rule membantu memecah beban tersebut menjadi langkah kecil: cukup lakukan selama dua menit. Misalnya, bukan “Harus menulis tiga halaman”, tetapi “Mulai menulis selama dua menit”. Langkah kecil ini memicu activation energy, membuat otak lebih mudah melanjutkan.

2. Gunakan imbalan kecil setelah setiap kemajuan

Ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Otak sangat responsif terhadap dopamin, hormon yang muncul saat kita merasakan kesenangan. Berikan hadiah kecil setiap kali menyelesaikan tugas, seperti menyeruput kopi atau menonton video singkat. Dengan begitu, otak membangun asosiasi positif bahwa bekerja berarti menyenangkan.

3. Ubah “Aku harus” menjadi “Aku memilih”

Ilustrasi Quotes Terbaik Andrea Hirata untuk Tetap Mengejar Mimpimu. (pexels.com/Frank Castañeda Peña)

Cara berbicara kepada diri sendiri memengaruhi motivasi. Kalimat “Aku harus kerja” memicu resistensi, sedangkan “Aku memilih untuk kerja” memberi rasa kendali. Perubahan kecil ini mengaktifkan sense of autonomy, salah satu sumber motivasi internal paling kuat.

4. Gunakan ilusi progres untuk memicu kepuasan

Ilustrasi Tips Produktif tanpa Mengorbankan Kesehatan Mental. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Otak menyukai bukti kemajuan, sekecil apa pun. Mencentang daftar tugas atau mencatat progres harian bisa memicu pelepasan dopamin. Visualisasi progres ini membuat otak terdorong untuk terus melanjutkan pekerjaan.

5. Atur lingkungan untuk memancing aksi

Itulah 5 Cara Mengelola Waktu berdasarkan Prinsip Psikologi Kognitif. (pexels.com/Gustavo Fring)

Lingkungan berantakan atau terlalu nyaman memberi sinyal “waktunya santai”. Ubah suasana dengan merapikan meja, membuka tirai, mengganti posisi duduk, atau memutar musik instrumental. Environmental cue ini membantu otak berpindah ke mode kerja.

Rasa malas bukan musuh, melainkan sinyal bahwa kita perlu pendekatan berbeda. Dengan memanfaatkan trik psikologis di atas, motivasi bisa muncul kembali bahkan ketika energi sedang turun. Kuncinya bukan menunggu semangat datang, melainkan menciptakannya lewat langkah kecil yang membuat otak siap berkata, “Aku bisa mulai sekarang.”

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team