Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bersama tetangga (freepik.com/freepik)
ilustrasi bersama tetangga (freepik.com/freepik)

Samarinda, IDN Times - Tinggal di lingkungan masyarakat berarti kamu akan sering berinteraksi dengan tetangga. Kadang, mereka bisa jadi sumber kebahagiaan, tapi di sisi lain juga bisa bikin kamu tepok jidat.

Meski begitu, hidup bertetangga mengajarkan kita tentang toleransi dan pengertian. Yuk, kenali 7 tipe tetangga yang kadang bikin risih, tapi sebenarnya bisa dimaklumi demi menjaga keharmonisan lingkungan. Ada yang mirip tetanggamu?

1. Tetangga yang terlalu kepo

ilustrasi melihat tetangga lainnya (freepik.com/freepik)

Ada tetangga yang kayak Google berjalan: tahu soal pekerjaanmu, pasanganmu, bahkan masalah pribadimu. Rasanya seperti hidupmu ada di bawah mikroskop!

Tapi, jangan keburu kesal. Biasanya, sikap kepo ini muncul bukan karena niat buruk, melainkan karena rasa ingin tahu yang berlebihan. Solusinya? Batasi informasi yang kamu bagikan sambil tetap ramah. Mungkin mereka cuma pengen merasa lebih dekat, kok.

2. Tetangga yang suka mengkritik

ilustrasi berinteraksi dengan tetangga (freepik.com/freepik)

Pernah dapet komentar soal cara parkir kendaraanmu, suara musik di rumah, atau tanaman di halaman? Kalau iya, berarti kamu kenal banget sama tipe tetangga yang satu ini.

Meski menyebalkan, sikap ini biasanya muncul dari keinginan menjaga lingkungan tetap nyaman. Coba deh dengarkan kritik mereka dengan sabar, lalu ajak diskusi untuk cari solusi yang saling menguntungkan.

3. Tetangga yang suka meminjam barang tapi lupa mengembalikan

ilustrasi berteman dengan tetangga (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Ada aja tetangga yang rajin meminjam barang, mulai dari alat dapur sampai peralatan listrik, tapi lupa (atau sengaja) nggak mengembalikan. KZL, kan?

Daripada kesel sendiri, coba ingatkan mereka dengan sopan. Kalau masih sering lupa, batasi barang yang boleh dipinjam. Anggap aja ini latihan untuk bersabar sambil belajar seni berbagi.

4. Tetangga yang anak-anaknya berisik

ilustrasi bermain petasan (pexels.com/zafry zam)

Anak-anak tetangga sering bikin rumahmu serasa taman bermain. Suara teriak-teriakan mereka kadang bikin kamu susah istirahat atau kerja dari rumah.

Daripada langsung emosi, coba ajak orang tuanya ngobrol baik-baik. Sampaikan keluhanmu sambil menawarkan solusi, misalnya menentukan waktu tertentu agar suasana lebih tenang. Anak-anak kan memang wajar aktif, asal tetap ada pengawasan.

5. Tetangga yang suka gosip

ilustrasi orang bertengkar (pexels.com/Zeytune Grupo)

Setiap lingkungan pasti punya tetangga yang hobi ngomongin orang. Yang bikin sebel, kamu pun bisa jadi salah satu topik obrolan mereka.

Kalau begini, jaga jarak secara halus. Kurangi berbagi informasi pribadi dan tetap bersikap ramah tanpa ikut terseret dalam obrolan gosip. Tunjukkan bahwa kamu lebih suka percakapan yang positif dan produktif.

6. Tetangga yang sering mengadakan acara berisik

ilustrasi bahagia hidup aman dengan tetangga (freepik.com/freepik)

Punya tetangga yang sering bikin acara keluarga atau pesta dengan musik jedag-jedug hingga larut malam? Kalau iya, pasti tahu rasanya ingin protes tapi sungkan.

Coba pahami, mungkin mereka hanya ingin menikmati momen spesial. Tapi, kalau terlalu sering, nggak ada salahnya ajak ngobrol baik-baik. Berikan masukan, misalnya membatasi waktu acara agar semua orang bisa tetap nyaman.

7. Tetangga yang suka membandingkan

ilustrasi mengajari pembelajar dewasa (pexels.com/Kampus Production)

“Anak saya juara kelas, lho. Anak kamu gimana?” atau “Rumah baru saya lebih luas, nih!” Tipe tetangga yang hobi membandingkan segala hal ini sering bikin suasana jadi nggak nyaman.

Jangan kebawa emosi. Anggap saja itu cara mereka mengekspresikan kebanggaan. Cukup senyum, lalu alihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih netral. Kamu nggak harus ikut dalam "kompetisi" mereka, kok.

Hidup bertetangga memang penuh warna. Kadang ada momen yang bikin gemes, tapi banyak juga pelajaran berharga yang bisa kita dapat. Daripada memupuk rasa kesal, coba lihat sisi positifnya dan cari cara untuk beradaptasi.

Toh, tetangga yang baik itu salah satu anugerah dalam hidup, kan? Jadi, yuk mulai bangun hubungan yang lebih harmonis dan nikmati serunya hidup bermasyarakat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team