Kisah Legenda Pesut Mahakam yang Jadi Maskot Masyarakat Samarinda
Konon, pesut dipercaya sebagai jelamaan manusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Sungai Mahakam merupakan salah satu sungai terbesar di Pulau Kalimantan yang dikenal akan keberagaman hayatinya. Berbagai macam makhluk hidup, termasuk binatang dan tumbuhan, menghuni sungai ini. Salah satu spesies yang menjadi daya tarik sungai ini adalah pesut mahakam.
Pesut mahakam adalah jenis mamalia air yang menyerupai lumba-lumba dan bernapas melalui paru-paru. Di sekitar Sungai Mahakam, masyarakat setempat meyakini bahwa pesut bukan sekadar binatang biasa, melainkan juga dipercaya sebagai jelmaan dari manusia.
1. Ditinggalkan oleh ibu
Dahulu kala, di rantau Mahakam, terdapat sebuah dusun yang dihuni oleh beberapa keluarga. Mayoritas dari mereka adalah petani dan nelayan. Setiap tahun, setelah masa panen tiba, warga dusun itu kerap mengadakan pesta yang dipenuhi dengan berbagai pertunjukan, menampilkan ketangkasan dan seni.
Di sekitar dusun tersebut, hiduplah sebuah keluarga yang damai dan penuh kasih di sebuah pondok sederhana. Mereka terdiri dari seorang suami, seorang istri, serta dua orang putra dan putri. Kehidupan mereka tidak terlalu sulit karena memiliki kebun yang ditanami berbagai jenis buah-buahan dan sayur-sayuran.
Namun, kehidupan keluarga itu berubah drastis ketika sang ibu terserang penyakit yang tak kunjung sembuh, meskipun berbagai upaya telah dilakukan termasuk memanggil beberapa tabib. Akhirnya, sang ibu meninggalkan dunia.
Kehilangan sang ibu membuat kehidupan keluarga itu menjadi kacau dan tidak terurus. Mereka tenggelam dalam kesedihan mendalam. Sang suami menjadi pendiam dan murung, sedangkan kedua anaknya bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Rumah dan kebun mereka pun menjadi terbengkalai.
Meskipun sesepuh desa berusaha menghibur sang ayah agar tegar dan sabar, namun upaya itu tidak berhasil. Mereka tetap dalam keadaan yang sama, terus meratapi kehilangan yang begitu besar.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Dokter Gigi di Samarinda