Setiap orang memiliki masa lalu — ada yang manis, ada pula yang menyisakan luka. Namun, tak semua orang mampu benar-benar berdamai dengannya. Sebagian terus terjebak dalam rasa bersalah, penyesalan, atau trauma yang seolah tak kunjung usai. Padahal, masa lalu bukan untuk dihapus, melainkan dipahami dan diterima sebagai bagian dari perjalanan hidup.
Dalam psikologi, berdamai dengan masa lalu bukan berarti melupakan, tapi menata ulang makna dari setiap pengalaman. Menurut terapi kognitif dan psikologi klinis, seseorang bisa hidup lebih tenang ketika ia mampu mengolah masa lalunya menjadi sumber kekuatan, bukan beban. Proses ini memang tidak instan — butuh kesadaran, penerimaan, dan keberanian untuk menghadapi diri sendiri.
Berikut enam cara psikologis yang bisa membantu kamu perlahan berdamai dengan masa lalu, agar yang dulu menyakitkan bisa menjadi pelajaran yang memerdekakan.