Pernahkah kamu merasa pikiranmu berputar tanpa henti, memikirkan hal yang sama berulang kali? Kondisi itu disebut overthinking, yaitu ketika otak bekerja terlalu keras menganalisis sesuatu hingga memunculkan rasa cemas, bersalah, bahkan lelah secara mental.
Dalam pandangan psikologi, overthinking bukan sekadar kebiasaan buruk, melainkan hasil dari cara berpikir yang tidak seimbang antara logika dan emosi. Banyak orang terjebak di dalamnya tanpa sadar, karena otaknya berusaha mengendalikan sesuatu yang sebenarnya berada di luar kendali.
Menurut psikologi kognitif, pikiran memiliki kekuatan besar dalam membentuk emosi dan perilaku. Artinya, ketika pola berpikir tidak sehat—misalnya terlalu fokus pada kemungkinan terburuk—emosi yang muncul pun cenderung negatif. Kabar baiknya, cara berpikir bisa dilatih. Dengan memahami pola pikir yang memicu overthinking, kamu bisa belajar mengubahnya menjadi lebih rasional dan menenangkan.
Berikut lima cara psikologi kognitif yang bisa membantu kamu keluar dari lingkaran overthinking.
