Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang perempuan dan bunga matahari (pexels.com/Andre Furtado)
ilustrasi seorang perempuan dan bunga matahari (pexels.com/Andre Furtado)

Sal Priadi, musisi Indonesia ini  kembali mencuri perhatian dengan lagu terbarunya, "Gala Bunga Matahari". Lagu ini bukan sekadar sebuah karya musik. Namun, sebuah refleksi mendalam tentang pengalaman universal manusia, yakni kehilangan.

Dengan cara yang unik, Sal mengajak pendengarnya untuk merayakan kehidupan dan menemukan kedamaian di tengah duka. Mendengar seolah diajak untuk menikmati imaji-imaji yang menghibur di taman kenangan.

Berikut adalah tiga cara lagu "Gala Bunga Matahari" menghibur duka setelah kehilangan.

1. Bunga matahari jadi simbol penghiburan

ilustrasi perempuan dan bunga matahari (pexels.com/Andre Furtado)

Salah satu elemen paling menonjol dalam lagu ini adalah metafora bunga matahari. Bunga yang selalu menghadap matahari ini menjadi representasi dari sosok yang telah pergi. Lagu ini menggambarkan orang yang dicintainya sebagai bunga matahari yang mekar di taman surga.

Bunga matahari selalu menghadap ke arah matahari menjadi simbol harapan dan semangat hidup. Metafora ini memberikan pesan bahwa meskipun kita kehilangan seseorang, semangat hidup harus tetap mekar seperti bunga.

Lalu, bunga yang selalu menghadap ke arah yang sama juga melambangkan keterhubungan. Meskipun terpisah oleh kematian, kita tetap merasa terhubung dengan orang yang kita cintai.

2. Dialog imajiner menjadi jembatan menuju keikhlasan

Editorial Team

Tonton lebih seru di