Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang wanita sedang bekerja dengan serius.
Ilustrasi Tips Menerapkan Deep Work, Bekerja tanpa Gangguan di Era Notifikasi. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di era yang serba cepat seperti sekarang, kita hidup dalam dunia penuh notifikasi, dari pesan instan, media sosial, hingga email yang terus berdatangan tanpa jeda. Akibatnya, fokus menjadi barang langka. Kita bisa menghabiskan berjam-jam di depan layar, tapi hasil kerja terasa tak maksimal karena perhatian terus terpecah. Di sinilah konsep deep work hadir: bekerja dengan konsentrasi tinggi tanpa gangguan untuk menghasilkan karya berkualitas dan bermakna.

Konsep ini dipopulerkan oleh Cal Newport, seorang profesor dan penulis buku Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World. Prinsipnya sederhana namun menantang: mengarahkan seluruh perhatian pada satu pekerjaan penting tanpa distraksi apa pun. Di Indonesia, tren ini mulai diminati para profesional muda dan mahasiswa yang ingin produktif tanpa kehilangan keseimbangan hidup.

Berikut 5 tips praktis untuk menerapkan deep work di tengah derasnya notifikasi digital.

1. Ciptakan ruang dan waktu khusus untuk fokus

Ilustrasi Cara Meningkatkan Kesehatan Mental tanpa Harus ke Psikolog. (pexels.com/Elina Fairytale)

Langkah pertama menuju deep work adalah menciptakan lingkungan yang mendukung fokus penuh. Pilih waktu terbaik di mana energi dan konsentrasimu berada di puncak, misalnya pagi hari sebelum notifikasi mulai berdatangan. Tentukan juga tempat yang tenang, bisa di meja kerja pribadi, perpustakaan, atau bahkan kafe yang tidak terlalu ramai.

Kuncinya adalah membangun ritual fokus: matikan notifikasi, letakkan ponsel jauh dari jangkauan, dan beri tahu orang-orang di sekitarmu bahwa kamu sedang ingin bekerja tanpa gangguan. Dengan cara ini, otak akan mulai mengenali bahwa waktu tersebut adalah momen “kerja dalam” yang serius.

2. Tentukan tugas yang bernilai tinggi

Ilustrasi Tips Menerapkan Deep Work, Bekerja tanpa Gangguan di Era Notifikasi. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak semua pekerjaan membutuhkan deep work. Pilihlah tugas yang benar-benar berdampak besar pada perkembangan karier atau hasil belajarmu, misalnya menulis laporan penting, riset mendalam, membuat desain, atau memecahkan masalah kompleks. Fokus pada pekerjaan bernilai tinggi membuat energi mentalmu tidak terbuang percuma untuk hal-hal remeh.

Tulislah tiga prioritas utama sebelum memulai hari. Saat melakukan deep work, kerjakan satu tugas saja hingga tuntas tanpa berpindah. Dengan begitu, kamu melatih otak untuk bekerja lebih dalam dan terarah, bukan sekadar sibuk.

3. Latih diri untuk tahan terhadap distraksi

Ilustrasi Cara Mengubah Rutinitas Biasa jadi Momen Produktif yang Bermakna. (pexels.com/Ivan Samkov)

Kita sering tergoda membuka media sosial “sebentar saja”, yang akhirnya menjadi satu jam. Untuk itu, kamu perlu melatih otak agar tahan terhadap rasa ingin mengecek ponsel. Mulailah dengan sesi deep work singkat, misalnya 25–30 menit tanpa gangguan, lalu secara bertahap tingkatkan durasinya menjadi 60–90 menit.

Kamu juga bisa menerapkan teknik Pomodoro yang dimodifikasi: setelah 50 menit kerja mendalam, beristirahatlah 10 menit untuk peregangan atau berjalan sebentar. Latihan disiplin seperti ini akan memperkuat kemampuan fokusmu seiring waktu, membuatmu lebih kebal terhadap distraksi digital.

4. Manfaatkan teknologi secara cerdas

Ilustrasi Cara Psikologi Melihat Hubungan antara Disiplin dan Kebahagiaan. (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Alih-alih menjadi sumber gangguan, teknologi sebenarnya bisa kamu jadikan alat bantu fokus. Gunakan aplikasi seperti Forest, Focus To-Do, atau mode Do Not Disturb untuk menonaktifkan notifikasi saat bekerja. Kamu juga bisa menjadwalkan waktu tertentu untuk membuka media sosial atau membalas pesan agar tidak mengganggu waktu fokusmu.

Selain itu, banyak aplikasi note-taking seperti Notion atau Obsidian yang mendukung deep work dengan tampilan minimalis dan bebas distraksi. Kuncinya bukan menjauh sepenuhnya dari teknologi, melainkan menggunakannya secara sadar dan terarah agar mendukung produktivitas.

5. Pulihkan fokus dengan istirahat yang bermakna

Ilustrasi cara menangani overthinking sebelum kamu tidur. (pexels.com/Hanna Pad)

Deep work bukan tentang bekerja tanpa henti, melainkan tentang mengatur ritme antara fokus dan pemulihan. Setelah sesi intens bekerja, beri waktu bagi pikiran untuk beristirahat. Aktivitas sederhana seperti berjalan kaki, bermeditasi, atau sekadar menatap langit bisa membantu otak memproses informasi dan memulihkan energi mental.

Tidur yang cukup juga sangat penting. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas istirahat yang baik berpengaruh langsung pada kemampuan konsentrasi dan kreativitas. Jadi, jangan merasa bersalah ketika mengambil jeda, karena justru dari istirahat yang berkualitas, muncul kekuatan baru untuk kembali bekerja dalam.

Menerapkan deep work memang tidak mudah di era banjir informasi, tapi justru di situlah nilainya. Orang yang mampu menjaga fokus di tengah hiruk-pikuk digital akan jauh lebih unggul dalam menghasilkan karya dan mencapai tujuan hidupnya. Mulailah dengan langkah kecil: satu jam kerja tanpa gangguan setiap hari. Perlahan, kamu akan merasakan kedamaian dan kepuasan yang datang dari bekerja dengan penuh kesadaran dan makna.

Itulah 5 tips praktis untuk menerapkan deep work di tengah derasnya notifikasi digital.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team