TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dua Sisi Syaukani HR Terpidana Korupsi yang Dicintai Warga Kukar

Almarhum berpulang saat bebas jalani hukuman

Museum Mulawarman (IDN Times/Wibisono)

Kukar, IDN Times - Syaukani Hasan Rais adalah Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) ke-9, sebuah kabupaten yang terkenal sebagai daerah terkaya di Indonesia berkat eksploitasi minyak dan gas di Kalimantan Timur (Kaltim).

Menikah dengan Dayang Kartini, mereka memiliki tiga anak. Meskipun mendapat sorotan pro dan kontra, Syaukani sangat dicintai oleh masyarakat Kukar karena kedermawanannya dalam memajukan wilayahnya.

Hingga akhirnya karier politiknya terhenti karena tersangkut kasus korupsi ditangani KPK. Berikut ini pro kontra tentang Syaukani HR yang jadi bahan perdebatan.   

1. Biodata umum

Syaukani Hasan Rais, Prof Dr, S.E., M.M., lahir di Tenggarong, Kukar, pada 11 November 1948, dan wafat di Samarinda pada 27 Juli 2016, meninggal berumur 67 tahun. Ia adalah Bupati Kukar ke-9, menjabat selama dua periode, yakni 1999-2004 dan 2005-2010.

Orang tua Syaukani Hasan Rais berasal dari Banjar dan Makassar. Ia menikah dengan Hj. Dayang Kartini, warga asli Kutai, dan dikaruniai tiga anak: Silvi Agustina, Rita Widyasari, dan Windra Sudarta.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Hingga Masa Kemerdekaan

2. Kasus korupsi

Putri Syaukani HR bernama Rita Widyasari yang juga tersandung dugaan kasus korupsi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Pada tanggal 18 Desember 2006, Syaukani ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus pembebasan lahan Bandara Loa Kulu yang diperkirakan merugikan negara lebih dari Rp15 miliar.

Meskipun demikian, ia kemudian menjalani perawatan di rumah sakit selama sekitar 3 bulan dan tidak ditahan setelah itu. Pada tanggal 16 Maret 2007, Bupati Kutai ke-9 ini akhirnya dijemput paksa dari Wisma Bupati Kutai Kertanegara di Jakarta untuk melanjutkan proses kasusnya. Ia kemudian harus menjalani pemeriksaan hingga akhirnya ditahan di penjara selama 2 tahun 6 bulan.

3. Pendidikan

Tenggarong, ibu kota Kutai Kartanegara saat diambil potret dari ketinggian. Terlihat Jembatan Kutai Kartanegara megah membelah Sungai Mahakam (IDN Times/Yuda Almerio)

Syaukani Hasan Rais menempuh pendidikan dasar di Tenggarong, kemudian melanjutkan ke SMP di Tenggarong dan SMA di Tarakan. Ia kemudian kuliah di Universitas Mulawarman, meraih gelar S1 Ekonomi di Universitas Jember, dan S2 Manajemen di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Pendidikan Syaukani tak berhenti di situ. Pada tahun 2005, ia meraih gelar S3 Ilmu Kehutanan dari Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2006, ia diangkat menjadi guru besar (profesor) Ilmu Ekonomi di Universitas Kutai Kartanegara.

4. Karier

Kompleks Makam Kesultanan Kutai Ing Martadipura. (Sumber: situsbudaya.id)

Sebelum memasuki dunia politik, Syaukani memiliki sejumlah pengalaman di bidang pendidikan:

  1. Kepala SMEA, Tenggarong (1973)
  2. Kepala Seksi Ipeda Dispenda Kutai (1978)
  3. Kepala Seksi Pendapatan Lain-lain Dispenda Kutai (1979)
  4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kutai (1980)
  5. Kepala Bagian Sosial Sekretariat Wilayah Daerah Kabupaten Kutai (1991)
  6. Asisten I Tata Praja Sekretariat Wilayah Daerah Kabupaten Kutai (1991)
  7. Kepala Dinas Pendapatan Pemda Kabupaten Kutai (1992)
  8. Setelah itu, ia memasuki dunia politik dengan jabatan:

 

Setelah itu, ia memasuki dunia politik dengan jabatan:

  1. Ketua DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (dua periode 1997–1999 dan 1999)
  2. Bupati Kutai Kartanegara (1999–2004 dan 2005–2006)

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta).

Berita Terkini Lainnya