Ikhlas Lestarikan Mangrove, Terima Penghargaan Kalpataru Dari Presiden

Tak patah semangat meski sempat disebut orang gila

Balikpapan, IDN Times - Kawasan Mangrove Center di Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, dirintis oleh Agus Bei sejak tahun 1998. Ketika itu hutan mangrove hampir punah karena kawasannya diubah menjadi perumahan. Agus Bei tergerak untuk melestarikan hutan mangrove yang ada.

Agus Bei, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur 1968 ini merantau ke Balikpapan pada tahun 1989 silam. Pada masa itu Agus Bei menjadi seorang kontraktor di bidang infrastruktur dan kelistrikan, ia belum mengenal tentang mangrove.

1. Awalnya jadi pecinta mangrove karena adanya angin puting beliung menerpa kawasan Graha Indah

Ikhlas Lestarikan Mangrove, Terima Penghargaan Kalpataru Dari PresidenIDN Times/M.Idris

Tahun 1997 kawasan Perumahan Graha Indah Balikpapan Utara ini diterpa bencana angin puting beliung yang sempat menghancurkan beberapa rumah yang terdapat di Graha Indah, Balikpapan.

Angin puting beliung dan air pasang surut yang tinggi di kawasan bekas tambak yang terbuka ini membuat Agus khawatir akan keluarganya. Pada saat itu Agus Bei sebagai kontraktor sering keluar kota untuk mengerjakan proyek.

Melihat permasalahan angin puting beliung di tempat tinggalnya di kawasan Perumahan Graha Indah ini, Agus Bei mulai mempelajari  mangrove yang ada untuk dilestarikan sehingga bisa bermanfaat.

"Mulai belajar dari internet, bagaimana menanam bibit mangrove di lumpur serta jenis apa yang bisa tumbuh di kawasan ini," ucap Agus kepada IDN Times sambil menikmati kopi hitamnya.

Awalnya Agus menanam di depan rumahnya, yang merupakan bekas tambak. "Tunggu air surut baru mulai menanam, karena ada penghuni lain di air kawasan Graha Indah yakni buaya, yang kadang menampakkan dirinya, " ujar Agus.

Awal menanam bibit mangrove selalu gagal, lantaran tercabut dan larut saat bersamaan dengan pasangan surut yang cukup deras terjadi di kawasan mangrove saat itu.

" Rupanya harus pakai "turus" kayu yang ditancapkan di samping bibit dan diikat agar tidak larut saat terjadi pasang surut air," terangnya.

2. Menanam mangrove sempat dianggap sebagai pekerjaan orang gila

Ikhlas Lestarikan Mangrove, Terima Penghargaan Kalpataru Dari PresidenDok.IDN Times/Istimewa

Agus Bei  mengisahkan bagaimana pertama kali menanam bibit mangrove, sempat disebut sebagai pekerjaan orang gila.

"Memang sempat dibilang orang gila, menanam bibit mangrove di tengah hamparan bekas tambak tersebut, tetap saya lakukan karena ini pasti akan bermanfaat bagi keluarga saya," paparnya.

Hal tersebut terus dilakukan oleh Agus Bei tanpa menghiraukan omongan dari warga sekitar. Hari demi hari terus dilalui dengan penuh keikhlasan.

Dirinya berpikir jika rimbunan pohon mangrove ini kelak akan memberikan banyak manfaat, seperti: dapat menahan hembusan angin kencang, bisa memberikan kehidupan bagi biota laut, tempat kepiting dan ikan berkembang biak, namun yang lebih penting adalah, hutan mangrove atau bakau ini dapat menyaring udara kotor dan warga bisa menikmati udara segar setiap hari.

Bapak 2 anak ini yang terus menanam pohon bakau ini dan akhirnya membuahkan hasil. Benteng pohon mangrove yang ada di depan rumahnya mulai terlihat tumbuh. Dalam kurun waktu 7 tahun pemandangan pohon mangrove sudah terlihat jelas dan berwarna hijau sejuk dipandang mata.

"Cukup lama, sekitar 7 tahun, dan kita lakukan sulam, jika ada yang mati langsung diganti dengan yang baru jadi tidak terlihat kosong," sambung Agus.

Hingga pada tahun 2015 pohon bakau yang berhasil ditanam sudah sebanyak 20 ribu pohon di luasan area sebesar 40 hektare.

"Kita harus merawatnya, jangan sampai habis ditanam tidak diperhatikan, sehingga jika ada yang mati segera bisa diganti untuk ditanam kembali," lanjut Agus.

Akses Agus Bei semakin terbuka sejak dirinya terpilih menjadi ketua RT 85 di lingkungan dirinya tinggal, sehingga lebih bisa untuk mengajak masyarakat merawat pohon bakau yang ada.

3. Bekantan mulai berdatangan ke Mangrove Center Graha Indah ini

Ikhlas Lestarikan Mangrove, Terima Penghargaan Kalpataru Dari PresidenDok.IDN Times/Istimewa

Rimbunan pohon mangrove yang berada di kawasan Kelurahan Graha Indah Balikpapan Utara ini tidak hanya membawa manfaat bagi manusia, akan tetapi juga hewan seperti bekantan (Nasalis larvatus) monyet berhidung panjang, berwana cokelat kemerahan.

Hampir setiap pagi pemandangan unik ini dapat dilihat di kawasan hutan mangrove ini, tampak para bekantan ini memakan pucuk mangrove sebagai makanannya.

"Banyak wisatawan datang untuk menyusuri sungai kawasan mangrove untuk melihat bekantan atau monyet Belanda ini, untuk diambil gambarnya karena memiliki hidung panjang dan warna yang kecoklatan," terang Agus.

Sejak mulai dikenal oleh masyarakat, Agus Bei bersama warga sekitar membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan menyiapkan sejumlah perahu untuk disewa oleh wisatawan untuk melakukan trip perjalanan mengelilingi area hutan bakau.

"Saat ini ada tiga perahu, dua perahu biasa, satu perahu katamaran," katanya.

4. Terima Penghargaan Kalpataru dari Presiden Jokowi

Ikhlas Lestarikan Mangrove, Terima Penghargaan Kalpataru Dari PresidenDok.IDN Times/Istimewa

Usaha Agus Bei melestarikan mangrove di Kelurahan Graha Indah, Balikpapan tidak sia-sia. Pada Agustus tahun 2017, Mangrove Center Graha Indah masuk dalam penilaian sebagai penerima penghargaan Kalpataru di Kalimantan Timur. Agus Bei menerima Kalpataru dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Negara.

Dengan perolehan Kalpataru ini Agus Bei bersama Pokdarwis terus melakukan pembenahan kawasan Mangrove Center dengan membuat pelataran dari papan ulin yang bisa digunakan sebagai lokasi untuk memberikan edukasi kepada para pengunjung terutama anak-anak sekolah.

Pengetahuan akan pentingnya keberadaan hutan mangrove ini harus diketahui oleh anak-anak sekolah sebagai penerus generasi sehingga mereka bisa terus menjaga kelestarian lingkungan hutan mangrove yang ada di Balikpapan, termasuk Mangrove Center Graha Indah.

"Banyak yang datang, dan kita berikan pengetahuan, fungsi hutan mangrove dan beberapa jenis pohon bakau yang ada sehingga bisa dimengerti untuk kedepannya,".

5. Mangrove Center Graha Indah menjadi salah satu destinasi wisata populer di Balikpapan

Ikhlas Lestarikan Mangrove, Terima Penghargaan Kalpataru Dari PresidenIDN Times/M.Idris

Mangrove Center Graha Indah di Balikpapan Utara, menjadi lokasi ekowisata yang menarik. Wisatawan yang datang bukan hanya masyarakat Balikpapan, namun juga dari luar daerah bahkan mancanegara.

Pada waktu libur lebaran lalu, dalam sehari setidaknya ada 20 trip wisatawan yang ingin menikmati rimbunnya hutan bakau dan mengamati bekantan. Wisatawan harus bergantian karena keterbatasan jumlah perahu.

"Tetap harus memperhatikan keselamatan, wajib pakai pelampung untuk keselamatan, sebelum melakukan perjalanan mengitari kawasan hutan mangrove selama 1 jam," jelas Agus.

Ia juga menambahkan kawasan Mangrove Center ini juga dijadikan sebagai konservasi bibit ikan dan pelepasan ratusan kepiting yang dilakukan oleh Balai Karantina Balikpapan untuk dikembangbiakkan.

Baca Juga: Menyusuri Ekowisata Bandar Bakau Kota Dumai

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya