Empati adalah kemampuan memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain — jembatan emosional yang membuat hubungan manusia terasa hangat dan bermakna. Namun, di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang tanpa sadar mulai kehilangan empati.
Bukan karena mereka berubah menjadi “jahat,” tapi karena hati terlalu lelah, sibuk, atau sering terluka hingga akhirnya menutup diri. Dalam psikologi sosial, kondisi ini disebut empathy fatigue atau kelelahan empatik — keadaan di mana seseorang kehilangan kemampuan merespons secara emosional terhadap perasaan orang lain.
Kehilangan empati bukan hanya memengaruhi hubungan sosial, tapi juga berdampak pada kesehatan mental dan keseimbangan batin. Tanpa empati, kita lebih mudah menghakimi, cepat marah, dan sulit memahami perbedaan. Kabar baiknya, empati bukanlah sifat yang hilang selamanya. Ia bisa dilatih dan dipulihkan.
Berikut lima tanda kamu mulai kehilangan empati, serta cara psikologis untuk menumbuhkannya kembali agar hati kembali lembut dan sadar.
