Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi curhat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Samarinda, IDN Times - Seseorang memutuskan untuk curhat (curahan hati) bukan tanpa alasan. Barangkali mereka sudah tidak sanggup menahan sendiri permasalahan yang dihadapi. Dengan bercerita kepada orang lain, setidaknya mereka bisa melegakan hati dan pikiran. Curhat membantu mengurangi beban emosional yang mungkin telah lama dipendam.

Namun, respons dari orang sekitar belum tentu sesuai harapan. Terkadang, mereka menilai orang yang curhat sebagai sosok yang caper (cari perhatian) dan menganggapnya terlalu berlebihan dalam menyikapi persoalannya. Respons seperti ini sebaiknya dihindari. Menuduh seseorang yang ingin curhat sebagai caper dapat mendatangkan risiko yang lebih buruk.

1. Membuat yang bersangkutan kehilangan rasa percaya pada lingkungan sekitar

ilustrasi bersedih (pexels.com/Liza Summer)

Seseorang curhat karena suatu alasan. Tidak mungkin mereka menceritakan permasalahannya kepada orang lain tanpa pikir panjang. Namun, lingkungan sekitar sering kali memberikan reaksi yang tidak diharapkan. Seseorang yang curhat justru dikatakan caper (cari perhatian).

Kamu harus tahu, mereka bukan mencari perhatian secara berlebihan, melainkan benar-benar membutuhkan perhatian tersebut. Mengatakan bahwa mereka caper hanya akan membuat mereka kehilangan rasa percaya terhadap lingkungan sekitar. Tanpa disadari, kamu sudah berperan dalam membuat seseorang menjadi lebih individualis dan apatis.

2. Saat gejolak emosi negatif diabaikan, seseorang bisa bertindak nekat

Editorial Team

Tonton lebih seru di