TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasangan Doyan Berbohong, Bertahan atau Lepaskan?

Hati-hati terjebak toxic relationship

Pixabay

Samarinda, IDN Times-Pasangan kamu doyan bohong dengan segudang alasan. Bahkan, terkadang alasannya itu tak masuk akal. Hati-hati, bisa jadi kamu masuk dalam lingkaran toxic relationship atau hubungan tidak sehat.

Itu terjadi lantaran kurang terbuka dengan pasangan. Jika ada kesepakatan untuk menikah, sebaiknya pikir kembali karena kebiasaan berbohong akan sulit diubah dan risikonya, rumah tangga tak berlangsung lama.

"Pernikahan idealnya tidak ada rahasia. Apalagi sesuatu yang negatif disimpan. Kemudian pasangannya akan merasa tidak dihargai dan dianggap," ungkap Yulia Wahyuningrum, Kepala Biro Psikologi Matahati, Samarinda.

Baca Juga: 5 ‘Kebohongan’ Cowok Pendiam dalam Hal Perasaan, Awas Tertipu!

1. Bohong itu mekanisme otomatis, terjadi saat menutupi kesalahan

biblicalcounselingcenter.org

Kata Yulia, berbohong berarti menyembunyikan fakta dan menyatakan sesuatu yang tidak benar. Jika terus-menerus dilakukan pasangan akan jenuh dan semakin merusak hubungan yang telah terbangun.

Boleh dikatakan, menyembunyikan kebenaran merupakan mekanisme otomatis kala seseorang dihadapkan dengan tuntutan. Misal, takut terkena sanksi sosial karena melakukan kesalahan, untuk menutupi bisa dengan bohong, lalu bisa juga karena ingin mendongkrak harga diri padahal sebenarnya tak benar. Sekarang lebih dikenal dengan panjat sosial.

“Bahaya lho, jika terus dibiarkan nanti enggak bisa berhenti dan selalu ingin berbohong,” tuturnya.

Baca Juga: Kenali 7 Ciri Ini pada Si Pembohong, Nyaris Tak Terdeteksi   

2. Komunikasi dan kejujuran kunci sukses dalam hubungan

inovasee.com

Dalam menjalin hubungan, kata Yulia, komunikasi dan kejujuran adalah kunci sukses jalinan kasih langgeng hingga masuk bahtera rumah tangga. Sayangnya, hal tersebut kerap dianggap remeh. Padahal, apa salahnya jujur kepada pasangan.

“Mau diterima atau tidak, itu urusan belakangan. Yang penting bisa saling menghargai antara satu dengan yang lainnya,’ katanya.

“Sebab bohong itu enggak melulu laki-laki, pasangan perempuan juga bisa.”

Salah satu yang sering jadi objek kebohongan, kata Yulia, ialah persoalan finansial. Berkata tak benar soal gaji, utang dan bonus dari tempat kerja misalnya. Memang itu terlihat sepele namun dampaknya luar biasa.

“Logikanya gini, belum menikah saja sudah bohong apalagi saat berumah tangga,” tegasnya.

Kata dia, nantinya pasti akan merusak hubungan bahkan bisa bercerai, karena pernikahan idealnya tidak ada rahasia terlebih sifatnya negatif.

“Pasangan bisa merasa tidak dihargai dan tidak dianggap,” sebutnya.

3. Jangan meremehkan kebohongan finansial

Unsplash.com/Michael Longmire

Menurut Yulia, urusan finansial memang harus hati-hati, terlebih saat hendak lakukan peminjaman. Harus ekstra waspada, jangan sampai berulang dan jadi kebiasaan. Bisanya meminjam hanya dilakukan saat terdesak dan tak ada jalan lain lagi. Lebih jauh, jika sudah masuk kebiasaan berutang, itu menandakan manajemen keuangannya berantakan.

Apalagi sampai terlilit utang, efeknya itu bisa membuat pasangan menjadi pemarah atau suka mengancam karena tertekan dengan utangnya tadi.

"Kalau mau menikah pastikan urusan utangnya sudah selesai. Apalagi jika si pria yang berutang, dia wajib membiayai keluarga, lho. Biaya akan banyak terkuras kalau utang belum lunas, memicu pertengkaran jadinya," lanjut dia. 

Baca Juga: Tolong Jangan Berbohong soal 10 Hal Ini saat Konsultasi ke Dokter, ya!

Berita Terkini Lainnya