Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ngobrol bersama teman.
Ilustrasi Trik Psikologi untuk Membuat Orang Nyaman Berbicara dengan Kamu. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan membuat orang lain merasa nyaman saat berbicara adalah keterampilan sosial yang sangat berharga. Tak hanya penting untuk membangun hubungan yang harmonis, tetapi juga menjadi dasar komunikasi yang sehat — baik dalam pertemanan, pekerjaan, maupun hubungan pribadi.

Banyak orang sebenarnya bukan tidak suka berbicara, melainkan belum menemukan lawan bicara yang membuat mereka merasa aman, diterima, dan tidak dihakimi. Psikologi telah lama meneliti bagaimana rasa nyaman terbentuk dalam interaksi sosial. Ternyata, ada beberapa trik sederhana yang bisa kamu praktikkan untuk menciptakan suasana hangat dan terbuka saat berbincang.

Berikut lima trik psikologi yang bisa kamu coba untuk memperkuat koneksi dan kepercayaan dalam setiap percakapan.

1. Gunakan bahasa tubuh yang terbuka

Ilustrasi cara membantah argumen tanpa harus terlihat menggurui. (pexels.com/RDNE Stock project)

Bahasa tubuh berbicara lebih keras daripada kata-kata. Saat berbicara dengan seseorang, usahakan postur tubuhmu terbuka: hindari menyilangkan tangan, pertahankan kontak mata yang lembut, dan miringkan tubuh sedikit ke arah lawan bicara. Isyarat ini menunjukkan bahwa kamu hadir dengan penuh perhatian dan tidak mengancam, sehingga lawan bicara merasa aman untuk terbuka.

Jangan lupa sertakan senyum ringan yang tulus. Senyum alami dapat menurunkan ketegangan sosial dan memicu pelepasan hormon oksitosin — hormon yang berhubungan dengan rasa keakraban dan kepercayaan. Hal-hal kecil seperti ini membuat orang lain merasa kamu sosok yang hangat dan bisa dipercaya.

2. Dengarkan lebih banyak, bicara lebih sedikit

Ilustrasi Trik Psikologi untuk Membuat Orang Nyaman Berbicara dengan Kamu. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesalahan umum dalam percakapan adalah terlalu ingin didengar, bukan mendengarkan. Padahal, orang merasa nyaman ketika diberi ruang untuk mengekspresikan diri. Dalam psikologi komunikasi, hal ini dikenal sebagai active listening — mendengarkan secara penuh tanpa menghakimi, sambil memberikan isyarat nonverbal seperti anggukan kecil atau kontak mata.

Menahan diri untuk tidak langsung menyela atau menasihati berarti kamu memberi validasi pada emosi lawan bicara. Orang yang merasa didengarkan dengan tulus akan merasa dihargai, dan dari sanalah rasa nyaman tumbuh. Kadang, orang hanya butuh didengarkan, bukan diselesaikan masalahnya.

3. Tunjukkan empati dengan respons emosional

Ilustrasi cara menjaga hubungan baik dengan mertua. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Empati bukan berarti selalu setuju dengan orang lain. Empati adalah kemampuan memahami dan merasakan apa yang orang lain rasakan, lalu menanggapinya dengan kehangatan. Respons sederhana seperti, “Aku bisa paham kenapa kamu merasa begitu” atau “Pasti itu berat buat kamu” bisa menjadi jembatan emosional yang kuat.

Dengan empati, kamu menunjukkan bahwa kamu tidak sekadar mendengar kata-kata, tetapi juga memahami perasaan di baliknya. Orang yang merasa dipahami secara emosional akan lebih terbuka dan percaya kepada kita.

4. Gunakan nama dan panggilan secara personal

Ilustrasi cara cerdas hindari persaingan tidak sehat di kantor. (pexels.com/Edmond Dantès)

Menurut penelitian psikologi sosial, mendengar nama sendiri disebut dalam percakapan dapat memicu rasa hangat dan diterima. Nama seseorang adalah bagian penting dari identitasnya. Saat kamu mengingat dan menyebutnya, itu menunjukkan bahwa kamu memperhatikan detail dan menghargai keberadaannya.

Gunakan panggilan yang sesuai konteks — tidak terlalu formal, tapi tetap sopan. Misalnya, “Bagaimana menurut kamu, Rina?” terasa lebih dekat dibandingkan “Menurut kamu gimana?” Sentuhan personal ini membuat percakapan lebih manusiawi dan tidak sekadar basa-basi.

5. Jujur dan tulus saat berbicara

Ilustrasi Cara Mengomunikasikan Perasaan tanpa Menyalahkan Orang Lain. (pexels.com/Julia Larson)

Orang bisa merasakan ketulusan bahkan tanpa kata-kata. Kejujuran dalam komunikasi bukan hanya soal berkata benar, tapi juga soal hadir dengan niat baik dan terbuka. Jika kamu berpura-pura tertarik atau berusaha terlalu keras menyenangkan, lawan bicaramu akan merasakannya dan justru merasa tidak nyaman.

Tunjukkan dirimu apa adanya tanpa topeng sosial yang berlebihan. Ketulusan menciptakan ruang aman bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam jangka panjang, percakapan yang dibangun dengan kejujuran akan melahirkan hubungan yang hangat dan saling menghargai.

Membuat orang nyaman berbicara dengan kita bukan soal kepintaran berbicara, melainkan kepintaran berempati. Lima trik psikologi di atas bukan sekadar teknik sosial, tetapi bentuk kesadaran diri dalam berinteraksi. Sebab, rasa nyaman tumbuh dari satu hal paling manusiawi — kehadiran yang tulus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team