Balikpapan, IDN Times - Pacaran bukan cuma soal unggah foto couple tiap akhir pekan atau bikin story romantis bareng. Lebih dari itu, pacaran seharusnya jadi proses bertumbuh bersama, saling belajar, dan menyiapkan diri ke jenjang yang lebih serius.
Tapi, sudahkah hubunganmu tergolong dewasa? Yuk, simak lima tandanya berikut ini. Siapa tahu selama ini kamu cuma terjebak dalam hubungan penuh drama, tapi ngaku serius. Let’s find out!
Kalau setiap momen bareng pasangan diunggah ke media sosial, coba pikir ulang. Bisa jadi itu bentuk ketidakamanan yang tersembunyi. Hubungan yang dewasa tahu batas antara privasi dan eksistensi digital. Justru, yang tak banyak diumbar biasanya lebih kuat dan adem dari gangguan luar.
LDR atau tidak, kepercayaan tetap kunci utama. Kalau kamu masih sibuk cek notifikasi WhatsApp pasangan, curiga siapa yang menyukai unggahannya, atau bete karena dia slow reply, itu bukan cinta—itu melelahkan. Hubungan dewasa dibangun atas rasa nyaman, bukan rasa was-was.
Kalau komentar teman atau netizen bisa langsung bikin kamu galau, mungkin hubunganmu belum cukup kuat. Hubungan yang dewasa nggak mudah goyah hanya karena bisik-bisik tetangga. Komunikasi langsung dengan pasangan jauh lebih penting daripada drama akibat opini orang lain.
Lagi ribut, langsung bikin story sindiran? Fix, kamu belum siap menjalani hubungan yang sehat. Curhat di media sosial cuma bikin gaduh yang nggak perlu. Pasangan dewasa tahu ke mana harus meluapkan emosi—entah ke Tuhan, sahabat, atau jurnal pribadi. Bukan ke timeline publik.
Ini mungkin terdengar sederhana, tapi bermakna besar. Mendoakan pasangan bukan berarti kamu mendadak religius, melainkan tanda bahwa kamu serius dan tulus. Doa adalah bentuk perhatian yang tak terlihat, tapi sangat terasa.
Tidak ada hubungan yang sempurna, tapi hubungan yang dewasa tahu cara menghadapi konflik tanpa drama berlebihan. Kalau dari lima tanda di atas kamu sudah cocok dengan minimal tiga, selamat! Tapi kalau belum, mungkin ini saatnya evaluasi: apakah kalian benar-benar tumbuh bersama, atau hanya saling menghabiskan waktu?