Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pernikahan Muda (Kompasiana.com)
Pernikahan Muda (Kompasiana.com)

Samarinda, IDN Times - Dulu, menikah di usia muda dianggap sebagai pencapaian hidup. Tapi sekarang? Banyak anak muda justru memilih untuk menunda atau bahkan tidak menikah sama sekali.

Fenomena ini jelas beda banget dibanding generasi sebelumnya. Lalu, apa sih yang bikin generasi milenial dan Gen Z terlihat "malas" untuk menikah? Yuk, kita kupas bareng!

1. Karier dan self-improvement jadi prioritas

ilustrasi mentorship karier (unsplash.com/ Vitaly Gariev)

Buat banyak anak muda, menikah bukan lagi hal utama yang harus dicapai secepatnya. Mereka lebih fokus mengejar impian pribadi—entah itu studi lanjut, karier impian, bisnis, atau sekadar menikmati hidup.

Menikah dianggap sebagai komitmen besar yang butuh kesiapan, jadi gak heran kalau banyak yang ingin "beres" dulu dengan urusan diri sendiri sebelum melangkah ke sana.

2. Masalah ekonomi: Realita yang gak bisa diabaikan

ilustrasi pria yang mengalami kegagalan karier (pexels.com/Tiger Lily)

Ngomongin pernikahan, pasti gak jauh-jauh dari biaya. Mulai dari pesta, tempat tinggal, sampai kebutuhan sehari-hari setelah menikah. Sayangnya, gak semua anak muda punya stabilitas finansial yang cukup. Gaji pas-pasan, cicilan, dan biaya hidup yang makin tinggi bikin mereka mikir dua kali buat naik pelaminan.

3. Nilai budaya mulai bergeser

ilustrasi pria yang mengalami kegagalan karier (pexels.com/cottonbro studio)

Dulu, menikah itu "wajib" biar gak dicap aneh oleh masyarakat. Sekarang? Banyak anak muda mulai lepas dari tekanan sosial semacam itu. Mereka lebih terbuka menjalani hidup dengan cara yang mereka yakini sendiri, tanpa harus mengikuti standar tradisional. Jadi, menikah bukan lagi kewajiban, tapi pilihan.

4. Relasi tanpa hubungan formal

ilustrasi jalan santai (freepik.com/senivpetro)

Di era digital, komunikasi dan hubungan bisa dijalin tanpa batas. Media sosial, dating apps, dan kultur pacaran yang lebih terbuka membuat banyak anak muda merasa gak perlu buru-buru mengikat diri dalam status pernikahan. Mereka lebih nyaman menjalin relasi santai yang memberi ruang untuk tumbuh masing-masing.

5. Gak semua anak muda anti pernikahan

ilustrasi pasangan berjalan bersama (freepik.com/lookstudio)

Meski banyak yang menunda, bukan berarti semua anak muda anti terhadap pernikahan. Banyak juga yang tetap menganggap menikah sebagai bagian penting dalam hidup. Buat mereka, menikah bisa jadi simbol cinta, komitmen, atau bahkan bentuk ibadah. Mereka hanya ingin memastikan bahwa keputusan itu diambil dengan matang, bukan karena tekanan.

Setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Buat sebagian anak muda, menikah di usia muda masih jadi impian. Tapi buat yang lain, menikah bisa menunggu sampai waktunya benar-benar tepat.

Yang penting, keputusan untuk menikah (atau tidak) harus datang dari diri sendiri, bukan dari tekanan orang lain. Karena pada akhirnya, yang menjalani semua itu adalah kamu sendiri, bukan orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team