5 Dampak Negatif Sugarcoating, Lebih Baik Jujur Apa Adanya

Meski pahit, kenyataan tetap harus disampaikan

Balikpapan, IDN Times - Saat harus berbicara tentang sesuatu yang kurang menyenangkan, ada kecenderungan untuk menyajikannya dengan bahasa yang lebih halus dan manis. Tujuannya tak lain untuk menghindari konfrontasi atau perasaan tersinggung. Hal ini ini dikenal juga dengan istilah "sugarcoating."

Di satu sisi, sugarcoating bisa dianggap sebagai bentuk empati dan respect terhadap perasaan orang lain. Namun meski niatnya baik, metode ini juga bisa berdampak negatif terhadap relationship seperti yang terangkum berikut. Simak informasinya, yuk!

1. Menyembunyikan masalah yang sebenarnya

5 Dampak Negatif Sugarcoating, Lebih Baik Jujur Apa Adanyailustrasi sekelompok orang mengobrol (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sugarcoating bisa menjadi tameng yang melindungi seseorang dari kenyataan yang pahit. Ketika seseorang gak berani menyampaikan fakta dengan jujur, masalah yang mendasari sering kali gak terungkap. Ini akan menciptakan efek domino yang bersifat destruktif atau merusak.

Ambil contoh dalam konteks profesional. Ketika atasan terlalu lembut dalam memberikan feedback pada anggota timnya, ia mungkin gak menyadari kesalahan yang perlu diperbaiki. Akibatnya, masalah tersebut dapat terus berlanjut dan berdampak negatif pada kinerja dan produktivitas.

2. Menghambat pengembangan diri

5 Dampak Negatif Sugarcoating, Lebih Baik Jujur Apa Adanyailustrasi orang mengobrol (pexels.com/EKATARINA BOLOVTSOVA)

Terbiasa menerima pujian yang terlalu manis dan dilebih-lebihkan bisa menghambat seseorang untuk berkembang dan belajar dari kesalahan. Karena merasa puas dan percaya diri, ia cenderung gak memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik karena sudah merasa puas dengan dirinya sendiri.

Meski gak menyenangkan, kritik konstruktif dibutuhkan untuk membantu kita melihat lebih jauh ke dalam diri sehingga mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki, ditingkatkan, atau bahkan dihilangkan. Tujuannya tak lain agar bisa mencapai potensi maksimal dan meraih versi terbaik diri sendiri.

Baca Juga: 8 Oleh-Oleh Khas Balikpapan yang Wajib Dibawa Pulang!

3. Membangun ekspektasi yang gak realistis

5 Dampak Negatif Sugarcoating, Lebih Baik Jujur Apa Adanyailustrasi orang mengobrol (pexels.com/RDNE Stock project)

Sugarcoating juga bisa memberikan harapan palsu kepada orang lain. Ketika seseorang menghadapi masalah atau tantangan, mendengar pujian atau kata-kata manis bisa membuatnya merasa lebih baik sementara. Namun jika harapan yang diberikan gak realistis, dampaknya bisa berbahaya.

Orang yang menerima mungkin berpikir bahwa segala sesuatunya akan berjalan mulus dan gak ada masalah serius yang harus dihadapi. Padahal, kenyataannya gak selalu demikian. Ketika harapan tersebut tidak tercapai, bisa timbul perasaan kecewa dan kebingungan.

4. Meningkatkan risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan

5 Dampak Negatif Sugarcoating, Lebih Baik Jujur Apa Adanyailustrasi orang mengobrol (pexels.com/Monstera)

Ketika mengambil keputusan, seseorang perlu melihat dan mempertimbangkan segala aspek dengan menyeluruh dan komprehensif. Namun jika informasi disajikan dengan cara yang terlalu manis, orang jadi kehilangan gambaran penuh tentang situasi yang sebenarnya.

Ini bisa menjadi bias sehingga keputusan yang diambil kurang tepat atau bijaksana. Dalam konteks bisnis atau pengambilan keputusan yang mempengaruhi banyak orang, kesalahan semacam ini bisa berdampak besar dan merugikan banyak pihak.

5. Menumpuk masalah hingga menjadi bom waktu

5 Dampak Negatif Sugarcoating, Lebih Baik Jujur Apa Adanyailustrasi orang stres (pexels.com/AndrewNeel)

Menyembunyikan masalah dengan sugarcoating juga hanya akan menumpuk masalah yang bukan gak mungkin menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Alih-alih hilang dan tenggelam, mengabaikan masalah justru bisa menyebabkannya berkembang semakin besar dan kian sulit untuk dihadapi.

Jujur dan bicara apa adanya memang gak selalu mudah, terutama jika ingin melindungi dan menghargai perasaan orang lain. Namun keterbukaan, kejujuran, dan kritik konstruktif bisa membantu seseorang tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan demikian, kesempatan untuk mencapai kesuksesan di masa depan lebih terbuka lebar.

Baca Juga: 12 Rekomendasi Toko Buah di Balikpapan

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Community Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya