Merendahkan Diri dengan Sugarcoating, Mengapa Jujur Lebih Berharga?

Meski pahit, kenyataan tetap harus disampaikan

Balikpapan, IDN Times - Ketika harus menyampaikan sesuatu yang kurang menyenangkan, seringkali ada kecenderungan untuk menyajikannya dengan bahasa yang lebih lembut dan manis. Tujuannya tidak lain adalah untuk menghindari konfrontasi atau perasaan tersinggung. Hal ini dikenal juga dengan istilah "sugarcoating."

Di satu sisi, sugarcoating bisa dianggap sebagai bentuk empati dan penghargaan terhadap perasaan orang lain. Namun, meskipun niatnya baik, metode ini juga bisa memiliki dampak negatif terhadap hubungan, seperti yang diuraikan di bawah ini. Ayo simak informasinya!

1. Menyembunyikan masalah yang sebenarnya

Merendahkan Diri dengan Sugarcoating, Mengapa Jujur Lebih Berharga?ilustrasi sekelompok orang mengobrol (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sugarcoating dapat berfungsi sebagai tameng yang melindungi seseorang dari kenyataan yang pahit. Ketika seseorang tidak berani menyampaikan fakta dengan jujur, masalah yang mendasari seringkali tidak terungkap. Hal ini dapat menciptakan efek domino yang bersifat destruktif atau merusak.

Ambil contoh dalam konteks profesional. Ketika atasan terlalu lembut dalam memberikan umpan balik kepada anggota timnya, ia mungkin tidak menyadari kesalahan yang perlu diperbaiki. Akibatnya, masalah tersebut dapat terus berlanjut dan berdampak negatif pada kinerja dan produktivitas.

2. Menghambat pengembangan diri

Merendahkan Diri dengan Sugarcoating, Mengapa Jujur Lebih Berharga?ilustrasi orang mengobrol (pexels.com/EKATARINA BOLOVTSOVA)

Terbiasa menerima pujian yang terlalu manis dan dilebih-lebihkan bisa menghambat seseorang untuk berkembang dan belajar dari kesalahan. Karena merasa puas dan percaya diri, seseorang cenderung tidak memiliki dorongan untuk berubah menjadi lebih baik karena sudah merasa puas dengan dirinya sendiri.

Meski tidak selalu menyenangkan, kritik konstruktif sangatlah penting untuk membantu kita melihat lebih dalam dalam diri sendiri. Hal ini membantu kita mengetahui apa yang perlu diperbaiki, ditingkatkan, atau bahkan dihilangkan. Tujuannya adalah agar kita dapat mencapai potensi maksimal dan meraih versi terbaik dari diri sendiri.

Baca Juga: 8 Oleh-Oleh Khas Balikpapan yang Wajib Dibawa Pulang!

3. Membangun ekspektasi yang gak realistis

Merendahkan Diri dengan Sugarcoating, Mengapa Jujur Lebih Berharga?ilustrasi orang mengobrol (pexels.com/RDNE Stock project)

Sugarcoating juga bisa memberikan harapan palsu kepada orang lain. Ketika seseorang menghadapi masalah atau tantangan, mendengar pujian atau kata-kata manis bisa membuatnya merasa lebih baik sementara. Namun jika harapan yang diberikan gak realistis, dampaknya bisa berbahaya.

Orang yang menerima mungkin berpikir bahwa segala sesuatunya akan berjalan mulus dan gak ada masalah serius yang harus dihadapi. Padahal, kenyataannya gak selalu demikian. Ketika harapan tersebut tidak tercapai, bisa timbul perasaan kecewa dan kebingungan.

4. Meningkatkan risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan

Merendahkan Diri dengan Sugarcoating, Mengapa Jujur Lebih Berharga?ilustrasi orang mengobrol (pexels.com/Monstera)

Ketika mengambil keputusan, seseorang perlu melihat dan mempertimbangkan segala aspek dengan menyeluruh dan komprehensif. Namun, jika informasi disajikan dengan cara yang terlalu manis, orang dapat kehilangan gambaran penuh tentang situasi yang sebenarnya.

Hal ini dapat menyebabkan bias sehingga keputusan yang diambil menjadi kurang tepat atau bijaksana. Dalam konteks bisnis atau pengambilan keputusan yang memengaruhi banyak orang, kesalahan semacam ini bisa berdampak besar dan merugikan banyak pihak.

5. Menumpuk masalah hingga menjadi bom waktu

Merendahkan Diri dengan Sugarcoating, Mengapa Jujur Lebih Berharga?ilustrasi orang stres (pexels.com/AndrewNeel)

Menyembunyikan masalah dengan sugarcoating juga hanya akan menumpuk masalah yang bukan tidak mungkin menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Alih-alih menghilang atau terlupakan, mengabaikan masalah justru bisa membuatnya berkembang menjadi semakin besar dan kian sulit untuk dihadapi.

Jujur dan bicara apa adanya memang tidak selalu mudah, terutama jika ingin melindungi dan menghargai perasaan orang lain. Namun, keterbukaan, kejujuran, dan kritik konstruktif dapat membantu seseorang tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan demikian, kesempatan untuk mencapai kesuksesan di masa depan menjadi lebih terbuka lebar.

Baca Juga: 12 Rekomendasi Toko Buah di Balikpapan

Nadhifa Arnesya Photo Community Writer Nadhifa Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya