Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Terlalu Banyak Bicara Bisa Bikin Bumerang! Ini 7 Dampak Negatifnya

ilustrasi berbicara (pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi berbicara (pexels.com/Christina Morillo)

Balikpapan, IDN Times - Ngobrol memang jadi salah satu cara paling seru buat nyambungin diri sama orang lain. Entah itu buat curhat, kerja bareng, atau sekadar nyari teman diskusi. Tapi, semua yang berlebihan itu nggak pernah baik—termasuk ngomong!

Yes, kebanyakan ngomong bisa jadi bumerang buat diri sendiri, bahkan tanpa disadari. Nah, di artikel ini kita bakal bahas beberapa efek negatif dari terlalu banyak bicara. Biar nggak asal ceplas-ceplos dan lebih mindful saat ngobrol, yuk simak bareng-bareng!

1. Ngomong tanpa mikir

ilustrasi pertemanan (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)
ilustrasi pertemanan (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Kalau udah kebanyakan ngomong, kontrol diri bisa menurun. Kadang jadi keceplosan ngomongin hal yang sensitif atau nyakitin orang lain tanpa sadar. Dari salah paham sampai drama bisa muncul cuma gara-gara nggak mikir dulu sebelum ngomong.

2. Rahasia jadi konsumsi publik

ilustrasi bicara dengan banyak orang (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi bicara dengan banyak orang (pexels.com/Ivan Samkov)

Tanpa sadar, kamu bisa membocorkan rahasia orang lain atau bahkan aib sendiri. Duh, serem banget, kan? Nggak semua hal layak jadi bahan obrolan.

3. Nggak bisa dengerin orang lain

ilustrasi pembicaraan dua orang (unsplash.com/The Jopwell Collection)
ilustrasi pembicaraan dua orang (unsplash.com/The Jopwell Collection)

Terlalu fokus sama apa yang pengin disampaikan bikin kamu lupa buat jadi pendengar yang baik. Padahal, komunikasi itu harus dua arah. Kalau kamu cuma ngomong terus, lawan bicara bisa merasa nggak dihargai.

4. Obrolan nggak bisa fokus

ilustrasi pembicaraan dua orang (unsplash.com/Andrea Tummons)
ilustrasi pembicaraan dua orang (unsplash.com/Andrea Tummons)

Ngomong ngalor-ngidul tanpa arah bisa bikin orang lain capek ngikutin. Apalagi kalau topiknya nggak nyambung-nyambung dan kesannya cuma mau pamer. Obrolan jadi nggak meaningful dan malah bikin boring.

5. Risiko kehilangan peluang

ilustrasi tidak dihargai (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi tidak dihargai (pexels.com/RDNE Stock project)

Kebanyakan ngomong bisa bikin kamu dianggap nggak profesional, apalagi di depan atasan atau klien. Bukannya impress, malah bisa bikin kesempatan kerja atau proyek penting melayang begitu aja.

6. Susah terima kritik

ilustrasi sedang marah (freepik.com/prostock-studio)
ilustrasi sedang marah (freepik.com/prostock-studio)

Orang yang terlalu banyak bicara sering kali terlalu percaya diri sama opininya sendiri. Akibatnya, jadi susah nerima masukan dari orang lain. Padahal, feedback itu penting banget buat tumbuh dan berkembang.

7. Bicara tanpa isi

Ilustrasi ngobrol (pexels.com/Photo by Julia Larson)
Ilustrasi ngobrol (pexels.com/Photo by Julia Larson)

Nggak sedikit orang yang terlalu banyak bicara akhirnya dicap ‘tong kosong nyaring bunyinya’. Kesannya cuma banyak omong tapi minim isi. Ini bisa bikin reputasi kamu turun, baik di lingkungan pertemanan maupun dunia kerja.

Bicara itu penting, tapi jangan lupa untuk kasih ruang buat mendengarkan juga. Komunikasi yang seimbang bikin kamu jadi pribadi yang lebih disukai, dihargai, dan dipercaya. Jadi, mulai sekarang yuk, lebih bijak dalam berbicara!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us