Cabai rawit merah di Pasar Badung. (IDN Times/Yuko Utami)
Secara tahunan (yoy), pada Februari 2025 Kaltim mencatat deflasi sebesar 0,30 persen. Ini merupakan deflasi tahunan pertama sejak 2024. Beberapa kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang utama deflasi tahunan ini adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mengalami deflasi sebesar 11,76 persen. Kemudian kelompok transportasi, yang mengalami penurunan harga sebesar 0,21 persen, lalu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi sebesar 0,61 persen.
Beberapa komoditas utama yang mengalami penurunan harga secara tahunan adalah tarif listrik, angkutan udara, bensin, dan telepon seluler.
Sebaliknya, beberapa kelompok pengeluaran tetap mengalami inflasi tahunan, di antaranya adalah makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami kenaikan harga sebesar 3,12 persen. Lalu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mengalami inflasi tertinggi, yakni 7,34 persen. Penyediaan makanan dan minuman/restoran juga mengalami kenaikan harga sebesar 2,11 persen.
"Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi tahunan adalah beras, cabai rawit, kopi bubuk, emas perhiasan, sampo, nasi dengan lauk, dan kue kering," ujar Yusniar.