Diskon Tarif Listrik Bikin Kaltim Alami Deflasi pada Februari 2025

Samarinda, IDN Times - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami deflasi sebesar 0,25 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Februari 2025. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana, menyebutkan bahwa secara tahunan (year-on-year/yoy), Kaltim juga mencatat deflasi sebesar 0,03 persen jika dibandingkan Februari 2024.
Selain itu, inflasi tahun kalender atau Indeks Harga Konsumen/IHK Februari 2025 terhadap IHK Desember 2024 juga mengalami penurunan harga atau deflasi sebesar 1,24 persen.
1. Diskon tarif listrik picu deflasi
Yusniar mengatakan, deflasi 0,25 persen pada Februari 2025 dipengaruhi oleh penurunan harga di beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok dengan deflasi terbesar adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mengalami deflasi 3,23 persen dengan andil sebesar -0,51 persen.
"Selanjutnya, pakaian dan alas kaki, yang mencatat deflasi sebesar 0,34 persen dengan andil -0,22 persen," kata Yusniar.
Namun, tidak semua kelompok pengeluaran mengalami penurunan harga. Beberapa sektor justru mengalami inflasi, di antaranya, transportasi yang mengalami kenaikan harga 1,19 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,16 persen. Peralatan pribadi dan jasa lainnya, yang mencatat inflasi sebesar 1,72 persen dengan andil 0,11 persen.
"Komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi antara lain tarif listrik yang mengalami penurunan harga akibat kebijakan diskon tarif listrik, serta bahan bakar rumah tangga, baju kaos, dan kemeja pria. Sementara itu, beberapa komoditas yang mendorong inflasi adalah angkutan udara, bensin, emas, sampo, dan deodoran," katanya.