Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sekelompok orang sedang memutuskan rencana investasi dengan layar monitor besar yang menampilkan candlestick saham.
ilustrasi kelompok orang menyusun rencana investasi (Freepik.com/frimufilms)

Samarinda, IDN Times - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah merampungkan penyusunan dokumen investasi sektor perkebunan atau Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang siap ditawarkan kepada para investor. Dokumen ini memuat sejumlah proyek strategis di bidang perkebunan, mulai dari kakao, karet, hingga kelapa sawit.

Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud menegaskan bahwa keberadaan dokumen saja tidak cukup untuk menarik minat investor. Kantor Berita Antara melaporkan, promosi yang masif dan strategi hilirisasi industri menjadi kunci meningkatkan nilai tambah komoditas lokal sekaligus memperkuat posisi Kaltim sebagai destinasi investasi.

1. Pengembangan proyek investasi di Kaltim

Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud memberikan keterangan kepada wartawan terkait kemungkinan penyusutan transfer ke daerah dari pusat. (IDN Times/Erik Alfian)

Salah satu proyek IPRO yang disorot adalah pengembangan investasi kakao dan pertanian di Mahakam Ulu, yang bertujuan menyeimbangkan dominasi sektor tambang. Upaya ini diperkuat dengan penyusunan indikasi geografis (IG) guna meningkatkan nilai jual kakao Mahakam Ulu di pasar nasional dan internasional.

Di Kutai Barat, peluang investasi terbuka pada hilirisasi industri karet, termasuk pengolahan menjadi produk bernilai tambah seperti crumb rubber. Sementara di Kutai Timur, pemerintah mendorong investasi hilirisasi kelapa sawit untuk menghasilkan produk turunan di sektor kimia dan pangan. Pemerintah kabupaten juga telah menggelar forum investasi guna menarik minat para pelaku usaha.

2. Lima negara asing berinvestasi di Kaltim

ilustrasi investasi (freepik.com/rawpixel.com)

Selain IPRO, Kaltim telah menyiapkan tujuh kawasan industri strategis yang mampu menampung investasi skala besar. Hingga 2025, tercatat lima negara mendominasi penanaman modal asing (PMA) di Kaltim. Berikut lima terbesar:

  • Singapura: 163,74 juta dolar AS (475 proyek)

  • Mauritius: 126 juta dolar AS (4 proyek)

  • Tiongkok: 81,99 juta dolar AS (151 proyek)

  • Malaysia: 70,36 juta dolar AS (245 proyek)

  • Inggris: 46,43 juta dolar AS (55 proyek)

3. Membangun lapangan kerja di Kaltim

ilustrasi investasi saham (pexels.com/Hanna Pad)

Rudy Mas'ud menegaskan bahwa tingginya arus investasi harus berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, termasuk penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan visi transformasi menuju industri hijau dan blue economy, Kaltim membuka peluang investasi di berbagai sektor, seperti pengelolaan limbah, energi surya, hingga ekowisata.

Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan terbesar adalah memastikan investasi benar-benar memberikan manfaat. Kesiapan infrastruktur, SDM yang kompeten, serta kemudahan perizinan menjadi faktor penting untuk menjaga daya saing Kaltim di mata investor global.

Editorial Team