Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
521845940_18375688618134196_3680406357588568711_n.jpg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kanan) bersama Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud (kiri). (Dok. Pemprov Kaltim)

Samarinda, IDN Times – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membawa kabar baik bagi Kalimantan Timur. Perusahaan energi asal Italia, Eni, akan menanamkan investasi sebesar USD10 miliar atau sekitar Rp150 triliun untuk proyek eksplorasi dan produksi gas alam di wilayah lepas pantai Kalimantan Timur.

“Produksi akan dimulai pada 2027 di Blok Merakes dan Jangkrik, yang berada di Selat Makassar,” ujar Bahlil saat membuka Musda XI Partai Golkar di Hotel Mercure Samarinda, Sabtu (19/7/2025).

Eni, yang bergerak di sektor eksplorasi dan pengembangan hidrokarbon, akan mengelola dua lapangan gas alam yang berdekatan tersebut. Proyek ini diyakini mampu meningkatkan suplai gas untuk kebutuhan energi domestik sekaligus memperkuat ekspor.

1. Kaltim didorong kuasai PI

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengunjungi Onshoer Receiving Facilities PT Eni Indonesia, Senipah, Kukar, Kaltim, Rabu (30/4/2025). (IDN Times/Hilmansyah)

Tak hanya investasi, Menteri Bahlil juga menyinggung soal participating interest (PI) dalam proyek migas tersebut. Ia menegaskan akan meminta Eni menyerahkan sebagian PI kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

“Nanti saya minta PI-nya jangan dikelola terus oleh Jakarta. Kita akan serahkan kepada daerah agar bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri,” tegasnya.

Jika terealisasi, PI ini akan memperbesar dana bagi hasil (DBH) migas untuk Kalimantan Timur.

2. Peran strategis Kaltim

Fasilitas pemrosesan migas Senipah. (Dok. Pemprov Kaltim)

Menteri Bahlil menekankan pentingnya peran daerah dalam mendukung kebijakan nasional, apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat konflik dan perang tarif internasional.

“Kaltim punya peran strategis dalam peta energi dan hilirisasi nasional,” katanya. Ia juga memuji diplomasi Presiden Prabowo yang berhasil menurunkan tarif ekspor ke Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen.

3. Pembangunan pabrik etanol dan revisi IUP

Gubernur Kaltim, Rudy Masud. (Dok. Pemprov Kaltim)

Sebagai bagian dari transformasi energi berbasis lokal, pemerintah juga merencanakan pembangunan pabrik etanol di Kalimantan Timur pada 2028–2029. Ini, disebut Bahlil akan menjadi langkah penting dalam upaya transformasi industri energi berbasis local.

Selain itu, Bahlil mengungkap rencana revisi regulasi izin usaha pertambangan (IUP) agar daerah memiliki peran dan ruang lebih besar dalam pengelolaan sumber daya alam.

"Koperasi daerah harus diberi prioritas, jangan semua IUP dipegang orang Jakarta," tegas dia.

Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud menyambut gembira kabar yang disampaikan Menteri Bahlil. "Tentu kita gembira mendengar kabar baik yang disampaikan Pak Menteri. Ini menjadi peluang besar bagi Kaltim," tutup dia.

Editorial Team