Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi investasi saham
ilustrasi investasi saham (pexels.com/Hanna Pad)

Samarinda, IDN Times – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud menegaskan bahwa Kaltim tidak boleh hanya mengandalkan dokumen perencanaan yang bagus. Setelah memiliki dokumen investment project ready to offer (IPRO), menurutnya, langkah yang paling penting adalah promosi investasi yang lebih agresif dan terstruktur.

“Tujuannya jelas, menarik investor agar tercipta lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian lokal,” ujar Gubernur Rudy dalam akun Instagram Pemprov Kaltim, pekan lalu.

1. IPRO bukan sekadar proposal biasa

Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. (Dok. Pemprov Kaltim)

Gubernur menjelaskan, IPRO bukan sekadar proposal biasa. Dokumen tersebut berisi rincian lengkap mulai dari ide proyek, analisis pasar, aspek legalitas, hingga perhitungan potensi keuntungan dan risiko.

“Kita sudah punya ‘kertas sakti’, tapi itu belum cukup. Kita perlu bekerja lebih keras untuk mengundang dan meyakinkan investor agar mau menanamkan modal di Kaltim,” tegas Rudy.

2. Potensi investasi di Kaltim

ilustrasi investasi (freepik.com/rawpixel.com)

Beberapa potensi investasi yang kini didorong melalui IPRO antara lain:

  • Mahakam Ulu: investasi tanaman kakao dan sektor pertanian,

  • Kutai Barat: peluang hilirisasi industri karet,

  • Kutai Timur: hilirisasi kelapa sawit menjadi produk kimia dan pangan.

“IPRO ini adalah alat untuk menjual potensi Kaltim, baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Rudy.

Ia juga meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) bergerak cepat dan aktif melakukan promosi. “Dokumen sudah lengkap, sekarang saatnya aksi nyata. Promosi masif adalah kunci,” tegasnya.

3. Negara investasi di Kaltim

ilustrasi investasi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Upaya menarik investor disebut mulai menunjukkan hasil. Sepanjang tahun ini, lima negara tercatat menanamkan modal asing (PMA) cukup besar di Kaltim:

  • Singapura: US$163,74 juta (475 proyek),

  • Mauritius: US$126 juta (4 proyek),

  • Tiongkok: US$81,99 juta (151 proyek),

  • Malaysia: US$70,36 juta (245 proyek),

  • Inggris: US$46,43 juta (55 proyek).

“Investasi besar ini harus berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pesan Rudy.

Editorial Team