Impor Nonmigas Kaltim Melejit 34 Persen, Tiongkok Masih Mendominasi

- Tiongkok masih menjadi mitra impor terbesar Kaltim
- Balikpapan tetap jadi pintu utama impor
- Kaltim catatkan surplus perdagangan US$1,16 Miliar
Samarinda, IDN Times – Nilai impor Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada April 2025 tercatat sebesar US$381,36 juta, naik 1,96 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan signifikan pada impor nonmigas yang meningkat hingga 34,58 persen, meski impor migas turun 6,02 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana mengungkapkan bahwa peningkatan impor nonmigas didorong oleh melonjaknya pembelian kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar US$13,75 juta atau naik 363,76 persen dibandingkan Maret 2025.
"Ini menunjukkan adanya kebutuhan tinggi terhadap barang-barang penunjang transportasi laut dan logistik," ujarnya lewat keterangan tertulis.
Sementara itu, komoditas pupuk dan kendaraan serta bagiannya juga menunjukkan kenaikan signifikan masing-masing 216,08 persen dan 76,31 persen. Di sisi lain, impor untuk produk kimia tercatat mengalami penurunan terdalam hingga 48,92 persen atau sebesar US$1,59 juta.
1. Tiongkok masih jadi mitra impor terbesar

Secara kumulatif selama Januari–April 2025, Tiongkok menjadi negara asal impor nonmigas terbesar untuk Kaltim, dengan nilai mencapai US$136,61 juta atau 30,97 persen dari total impor nonmigas. Disusul Malaysia sebesar US$46,87 juta dan Amerika Serikat sebesar US$41,24 juta.
“Nilai impor dari Tiongkok terus menunjukkan tren peningkatan karena permintaan terhadap barang modal dan bahan baku dari negara tersebut cukup tinggi,” tambah Yusniar.
Uniknya, impor dari Maroko melonjak drastis hingga 98.500 persen, dari nyaris nol menjadi US$9,85 juta dalam satu bulan. Jika dilihat berdasarkan golongan penggunaan barang, hanya impor barang modal yang mengalami peningkatan, yakni 235,69 persen dibandingkan Maret 2025. Sementara itu, barang konsumsi dan bahan baku/penolong mengalami penurunan masing-masing 9,43 persen dan 6,94 persen.
Namun secara tahunan, impor barang modal tetap menunjukkan tren positif, meningkat 99,70 persen dibandingkan April 2024.
2. Balikpapan masih jadi pintu utama impor

Pada April 2025, pelabuhan utama yang menangani impor terbesar adalah Pelabuhan Balikpapan dengan nilai US$277,23 juta, disusul Pelabuhan Tanjung Bara (US$26,86 juta) dan Pelabuhan Samarinda (US$23,72 juta).
"Meski begitu, total impor dari lima pelabuhan utama mengalami penurunan tipis sebesar 0,78 persen dibandingkan Maret," beber Yusniar.
Selama periode Januari–April, Balikpapan menyumbang 74,50 persen dari total impor Kaltim, menegaskan peran strategisnya dalam aktivitas perdagangan luar negeri provinsi ini.
3. Kaltim catatkan surplus perdagangan US$1,16 Miliar

Yusniar meneruskan secara keseluruhan, neraca perdagangan Kaltim pada April 2025 mengalami surplus sebesar US$1.163,82 juta, ditopang oleh sektor nonmigas yang mencatatkan surplus US$1.321,14 juta. Namun, sektor migas masih defisit sebesar US$157,32 juta.
Dalam rentang Januari hingga April 2025, Kaltim membukukan surplus kumulatif sebesar US$5.126,58 juta, meskipun sektor migas tercatat defisit US$506,07 juta, sementara nonmigas menyumbang surplus US$5.632,65 juta.