Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kaltim Bertekad Optimalkan Potensi Perkebunan Kelapa

Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur Ence Achmad Rafiddin Rizal ketika membuka Webinar Bincang Komoditas Perkebunan Lestari (Bingka) Kalimantan Timur – Seri 8 . (Dok. Istimewa)

Samarinda, IDN Times - Industri perkebunan di Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan dinamika yang positif. Pada 2021, Pemerintah Provinsi Kaltim menetapkan lima komoditas perkebunan unggulan, yakni kakao, kelapa, karet, kelapa sawit, dan lada.

“Sudah saatnya Kalimantan Timur kembali fokus membangkitkan minat masyarakat terhadap komoditas perkebunan unggulan, terutama kelapa dalam,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, Ence Achmad Rafiddin Rizal.

1.Peluang ekspor kelapa masih menjanjikan

Ilustrasi perkebunan.. (pxhere)

Rafiddin mengutip data Badan Karantina Kementerian Pertanian, yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan produsen dan eksportir kelapa butir terbesar dunia pada periode 2016-2020, dengan kontribusi sebesar 58,37 persen dari total volume ekspor kelapa dunia. Nilai ekspornya mencapai 61,9 ribu ton dengan tujuan utama ekspor ke Cina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura.

Selain kelapa bulat, produk turunan kelapa juga memiliki permintaan besar di pasar internasional. Bungkil kelapa, misalnya, memiliki volume ekspor sebesar 15,2 ribu ton dengan tujuan utama India, Cina, Vietnam, Malaysia, dan Jepang. Sementara itu, ekspor kopra mencapai 9,4 ribu ton dengan pasar utama Korea Selatan, Bangladesh, India, Pakistan, dan Filipina. “Peluang ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya,” tambah Rafiddin.

Namun, meskipun peluang ekspor terbuka lebar, kondisi di lapangan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi kelapa di Kalimantan Timur turun drastis dalam 15 tahun terakhir, dari 20.382 ton pada 2008 menjadi hanya 7.843 ton pada 2023.

2.Produksi kelapa terjun bebas

ilustrasi minyak kelapa (unsplash.com/Tijana Drndarski)

Penurunan ini disebabkan oleh alih fungsi lahan kelapa menjadi perkebunan lain, seperti kelapa sawit, serta faktor tanaman kelapa yang semakin tua dan rusak. "Program pengembangan dan peremajaan kebun kelapa masih belum berjalan optimal," jelas Rafiddin.

Padahal, Kaltim memiliki potensi besar dalam produksi kelapa. Beberapa wilayah yang potensial untuk dikembangkan antara lain di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Muara Jawa, Samboja, dan Marang Kayu), Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam), dan Kota Balikpapan (Kecamatan Balikpapan Timur).

“Kabupaten Berau dengan garis pantai yang panjang juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sentra perkebunan kelapa,” tambah Rafiddin.

Rafiddin berharap kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan dapat menghidupkan kembali industri kelapa di Kaltim.

3.Kaltim kaya sentra produksi kelapa

Kelapa dan VCO (Freepik)

Niel Makinuddin, Manajer Senior Program Terestrial Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), juga menekankan pentingnya pengembangan komoditas unggulan yang sejalan dengan konsep pembangunan hijau. “Kelapa dalam adalah salah satu komoditas yang harus mendapat perhatian lebih di Kalimantan Timur. Pengembangan ini selaras dengan dorongan untuk menciptakan sumber pendapatan alternatif yang ramah lingkungan," ujar Niel.

Niel optimis, ke depannya masyarakat akan lebih mengenal komoditas perkebunan unggulan seperti Kelapa Hijau dan Karet Kaltim, dibandingkan dengan batu bara. Hal ini akan mendukung citra Kaltim sebagai provinsi dengan visi pembangunan hijau, sesuai dengan jargon "Kaltim Green."

Pengembangan perkebunan unggulan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Kaltim dan memperkuat daya saing provinsi di sektor agribisnis.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us