Truk-truk ODOL yang terkena razia aparat Polri. Foto istimewa
Ahmad mengatakan, Danone Aqua terdepan dalam penguasaan pasar AMDK disusul kompetitor lain sebesar 15,2 persen (6 perusahaan rival), dan 38 persen (7.273 sektor UMKM). Tetapi praktik di lapangan, menurutnya, perusahaan multinasional ini yang paling dominan memetik keuntungan dalam sistem pengangkutan truk-truk ODOL.
“Setidaknya mereka memperoleh keuntungan dari sebesar Rp4,9 triliun dari proses pengemplangan ODOL ini,” paparnya.
Praktik truk ODOL memberikan keuntungan bagi industri AMDK totalnya sebesar Rp10,7 triliun per tahun.
Ahmad mencontohkan proses pengiriman produk galon AMDK dari Jakarta-Sukabumi truk Wing Box mengangkut sebanyak sebanyak 1.152 galon atau setara dengan 21.888 kilogram. Padahal truk sejenis ini, menurutnya maksimal hanya boleh mengangkut muatan seberat 9.720 kilogram saja.
Artinya terdapat over load truk muatan sebanyak 12.168 kilogram atau berlebihan 124 persen dari kapasitas semestinya.
Kalaupun ongkos armada pengiriman AMDK sebesar Rp6,5 juta diasumsikan rinciannya Rp12.705 per galon atau Rp668 per liter.
Sehingga perusahaan AMDK memperoleh keuntungan tambahan dari penghematan biaya distribusi sebesar Rp8.056.000 per pengiriman produk.
“Mereka bisa melakukan penghematan sebesar Rp8 jutaan dalam satu kali pengiriman armada ke tempat tujuan. Padahal dalam sehari terjadi ratusan pengiriman truk-truk AMDK rute Jakarta-Sukabumi. Praktik ini juga dilakukan di Pasuruan Jawa Timur,” papar Ahmad.