PT PJB pun meresmikan green house yang dibangun di dalam area PLTU Teluk Balikpapan. Foto istimewa
Sementara itu, Manager PT PLN UPDK Balikpapan Otniel Marrung menambahkan, kegiatan ini dapat mengikuti jejak PLTU di wilayah lain yang sudah hampir 100 persen menggunakan kayu sebagai bahan produksi listrik.
“Butuh usaha yang keras mengembangkan ini karena butuh lahan yang luas untuk menanam, konsepnya bisa seperti plasma, sehingga target mendapatkan tanaman kayu ini bisa didapatkan, ini sangat memungkinkan untuk menggunakan bahan bakar ini dan ini sangat baik. Harapan kami bisa terlaksanakan di masa yang akan datang, karena butuh waktu untuk tumbuh dan program ini dapat diteruskan nantinya,” timpal Otniel.
Diketahui, pohon gamal, lamtoro dan kaliandra ini dikenal sebagai pohon energi, karena memiliki kandungan energi panas atau nilai kalor masing-masing 4.548 kkal/kg, 4.967 kkal/kg, dan 4.617 kkal/kg.
Selanjutnya biomassa yang dihasilkan dari tanaman energi tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan cofiring pada PLTU sebagai campuran batu bara untuk dorong target bauran EBT 23 persen pada tahun 2025.
Pasalnya target bauran energi nasional untuk EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025 dicanangkan Pemerintah Indonesia, juga terhadap komitmen yang disampaikan pada COP21 Paris Agreement yaitu target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen terhadap business as usual (BAU). Selain itu juga terkait komitmen Indonesia dalam memberikan kontribusi terhadap solusi perubahan iklim global dalam United Nations Framework Covention on Climate Change(UNFCCC).