Pintu Gerbang Tol Balikpapan-Samarinda di Manggar Balikpapan. Foto istimewa
Sementara, menyoal tarif tol yang dianggap masyarakat cukup tinggi, Bakri menganggap masyarakat hanya perlu pembiasaan. Perlu adanya sosialisasi berkelanjutan.
"Ini masalah habit saja. Mungkin pengusaha travel menganggap ini cukup tinggi. Padahal bagi kami ini masuk akal, Rp86 ribu, karena memangkas waktu dua jam. Apalagi tanpa melewati jalan yang berbelok luar biasa. Kami merasa nyaman dan aman menggunakan tol ini," katanya.
Menurutnya hanya perlu kesabaran menyampaikan pada semua pihak. Pengusaha maupun masyarakat yang menggunakan tol ini. "Kenapa harus berbayar karena membangun ini luar biasa juga biayanya," imbuhnya.
Dalam hal ini bukan perkara untung namun lebih ke bagaimana perawatan atau cost yang dikeluarkan untuk membiayai tol ini. "Menurut saya sudah dihitung secara teknis," katanya.
Nantinya, jika semakin banyak masyarakat yang menggunakan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), ia berharap harga juga bisa menyesuaikan. "Pastinya penyesuaian tarif akan terjadi. Tapi mulai sekarang dengan hadirnya kita manfaatkan fasilitas luar biasa ini," ungkapnya.
Senada, Anggota DPRD Kota Balikpapan Iwan Wahyudi menjelaskan, sebenarnya sejumlah keluhan masyarakat yang ia dengar tak jauh dr soal tarif tol yang dianggap masih tinggi. "Saya kira nantinya makin banyak dimanfaatkan masyarakat, bisa jadi evaluasi agar tarif terus disesuaikan," paparnya.
Ia pun berharap akses di luar tol juga bisa lebih nyaman, ini jadi masukan bagi Provinsi Kaltim agar tak hanya tol saja, namun jalan akses ke tol juga diperbaiki. "Banyak yang perlu diperhatikan dan dirapikan. Agar saat masuk ke jalan tol kita bisa nyaman dan aman," kata Iwan