Temuan Akademisi UB, Lokasi Ibu Kota Baru Terancam Defisit Air Baku

Harus punya skenario untuk memaksimalkan sumber daya air

Malang, IDN Times - Rencana pemindahan ibu kota ke Penajam, Kalimantan Timur tampaknya bakal berimbas cukup besar pada segala sektor. Beberapa hal masih belum sepenuhnya diperhitungkan dalam proses pemindahan ibukota tersebut.

Salah satunya adalah ketersediaan air baku. Hal itu penting sebagai bagian untuk membangun sebuah ibu kota negara yang representatif.

1. Terancam defisit air baku

Temuan Akademisi UB, Lokasi Ibu Kota Baru Terancam Defisit Air BakuIlustrasi bendungan/Instagram.com/sulistiyoraden

Baru-baru ini akademisi Universitas Brawijaya (UB), Prof Pitojo Tri Juwono melakukan penelitian terhadap ketersediaan air baku di lokasi ibu kota baru. Dalam peneliatiannya, Pitojo menemukan fakta bahwa ketersediaan sumber air baku di lokasi ibu kota baru masih belum mencukupi.

Hal itu didasarkan pada keberadaan sumber air yang ada di kawasan tersebut. Sejauh ini wilayah Penajam Paser Utara baru memiliki empat bendungan. Jika dihitung, empat bendungan tersebut mampu menghasilkan air bersih sebesar 2,56 mili kubik per detik. 

Nantinya, jika sudah resmi menjadi ibu kota, kawasan tersebut akan mengalami penambahan populasi sekitar lima juta penduduk dengan kebutuhan air mencapai 10,93 mili kubik per detik. 

"Ketersediaan air baku saat ini ditambah dengan pertumbuhan penduduk, maka akan terjadi defisit air baku 8,38 mili kubik per detik. Tentu defisit ini harus bisa dipenuhi," papar Pitojo, Rabu (13/11).

2. Perlu pengoptimalan sumber daya air lain

Temuan Akademisi UB, Lokasi Ibu Kota Baru Terancam Defisit Air BakuFoto ini hanya ilustrasi. (IDN Times/Dhana Kencana)

Untuk itu, agar bisa memenuhi kebutuhan air, pemerintah perlu menyiapkan skenario yang tepat. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan potensi sungai yang ada di kawasan Kalimantan Timur. Jika mampu dioptimalkan, tentu hal itu bisa sangat membantu menutupi kebutuhan air baku di ibu kota baru.

Ada beberapa lokasi penghasil air baku yang bisa dimaksimalkan. Antara lain Embung Aji Raden, Intake Loa Kulu, Bendungan Samboja, Bendungan Lambakan, Bendungan Sepaku Semoi.

"Jika beberapa potensi itu bisa dimaksimalkan dan disiapkan dalam lima tahun ke depan, maka akan bisa menghasilkan tambahan air cukup signifikan sebesar 13,15 mili kubik per detik," tambah Pitojo. 

3. Maksimalkan rekayasa sumber daya air

Temuan Akademisi UB, Lokasi Ibu Kota Baru Terancam Defisit Air Bakuhttp://menara62.com/

Dia melanjutkan, perlu adanya peningkatan teknologi rancang bangun infrastruktur bendungan dan waduk untuk memaksimalkan penyediaan kebutuhan air baku. Selain itu, penerapan pengembangan ilmu manajemen dan rekayasa sumber daya air untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang optimal.

"Penerapan tersebut mutlak dilakukan untuk memaksimalkan potensi air baku," lanjutnya.

4. Hati-hati tentukan konsep ibu kota baru

Temuan Akademisi UB, Lokasi Ibu Kota Baru Terancam Defisit Air BakuLahan yang akan menjadi pusat ibu kota negara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, IDN Times/Panji Galih Aksoro

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengakui bahwa apa yang disampaikan oleh Pitojo memang cukup masuk akal. Untuk itu, pemerintah juga tak mau sembarangan dalam menentukan konsep ibu kota yang baru. 

"Kami ingin bangun ibu kota yang berbasis pada smart metropolis. Juga menjadi salah satu ibu kota terbesar di Asia Tenggara," terangnya. 

5. Lakukan kajian untuk kebutuhan air baku

Temuan Akademisi UB, Lokasi Ibu Kota Baru Terancam Defisit Air BakuIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sedangkan untuk kebutuhan air baku, Basuki mengakui bahwa saat ini pemerintah juga sudah menyiapkan beberapa skenario. Salah satunya adalah menyiapkan tiga bendungan yang nantinya bakal difungsikan sebagai sumber air utama. Selain itu juga ada beberapa sumber air lain yang bisa dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air di Penajam.

"Setidaknya ada 11 sumber air di lokasi ibu kota negara yang baru. Tiga di antaranya merupakan bendungan yang akan dimaksimalkan sebagai sumber utama air baku," tukas Basuki.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya