Banjarmasin Belum Berstatus Siaga Karhutla di Tengah Kemarau Panjang 

Banjarmasin milik dua wilayah rawan karhutla

Banjarmasin, IDN Times - Musim kemarau yang sedang berlangsung meningkatkan risiko terjadinya kebakaran, terutama pada lahan kosong. Pemerintah Kota Banjarmasin belum berencana meningkatkan statusnya menjadi siaga darurat kebakaran lahan (Karhutla).

Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Banjarmasin, akan terjadi pada Agustus 2024.

1. Kadang hujan kadang panas

Banjarmasin Belum Berstatus Siaga Karhutla di Tengah Kemarau Panjang Pasca hujan deras tinggalkan genangan di jalaan Banjarmasin.

Analis Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Hanafi, menjelaskan alasan belum ditetapkannya status siaga darurat adalah karena kondisi saat ini masih dalam kategori kemarau basah, yang dianggap normal dengan cuaca yang kadang hujan dan kadang panas.

“Kondisi lapangan masih basah dan berair, seperti permukaan rawa-rawa di Banjarmasin. Kami sudah melakukan pengecekan dan rata-rata tanah masih basah, sehingga potensi kebakaran hutan minimal. Kami akan memantau perkembangan selanjutnya sebelum meningkatkan status,” ujarnya.

Baca Juga: Pemkot Banjarmasin akan Perbaiki Pasar Lima yang Hangus Terbakar

2. Siap siaga bersama relawan

Banjarmasin Belum Berstatus Siaga Karhutla di Tengah Kemarau Panjang Relawan pemadam kebakaran di Banjarmasin.

Meskipun demikian, petugas dan peralatan tetap dalam keadaan siaga agar siap bergerak jika terjadi kebakaran.

Sebagai langkah persiapan, pihak BPBD telah berkoordinasi dengan relawan untuk penanganan di wilayah rawan kebakaran dan membentuk forum kesiapan bencana.

“Kami telah berkomunikasi dengan relawan, dan jika ada kejadian, mereka segera melaporkannya kepada kami,” tambahnya.

3. Banjarmasin Utara dan Selatan rawan karhutla

Banjarmasin Belum Berstatus Siaga Karhutla di Tengah Kemarau Panjang Penanganan Kebakaran lahan dan hutan oleh para relawan.

Wilayah yang rawan terjadi karhutla setiap tahunnya dan perlu diwaspadai adalah Kecamatan Banjarmasin Utara dan Kecamatan Banjarmasin Selatan, karena di daerah ini masih banyak lahan tidur dan sebagian dijadikan lahan pertanian.

“Di wilayah-wilayah tersebut, seperti di Sungai Andai dan Tanjung Pagar, masih terdapat lahan tidur dan lahan pertanian. Setelah panen, ada kekhawatiran akan terjadinya kebakaran lahan,” jelasnya.

Sejauh ini, sejak memasuki musim kemarau, Kota Banjarmasin, yang dikenal sebagai Kota Seribu Sungai, belum mengalami kebakaran lahan. “Sampai saat ini belum terjadi kebakaran lahan. Namun, di daerah tetangga sudah ada yang mengalami kebakaran,” tutupnya.

Baca Juga: Dewas BPJS Kesehatan Ajak Pemkot Banjarmasin Kawal Program PESIAR

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya