Ini Empat Alasan Pemkot Banjarmasin Sulit Atasi Sampah

Persoalan warga tak disiplin ditambah TPS tak memadai

Banjarmasin, IDN Times - Persoalan sampah di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) terus menjadi masalah yang sulit diatasi. Pemerintah Kota Banjarmasin telah melakukan upaya-upaya untuk menangani masalah ini, namun kendala terbesar yang dihadapi adalah persoalan klasik keterbatasan anggaran.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin Aliv Yousfah Love mengakui kondisi saat ini membuat permasalahan sampah belum dapat ditangani secara optimal.

1. TPS yang tak sebanding dengan jumlah penduduk

Ini Empat Alasan Pemkot Banjarmasin Sulit Atasi SampahTPS di Belitung, Banjarmasin Barat.

Minimnya tempat pembuangan sampah (TPS) di Banjarmasin menjadi alasan utama mengapa sampah terus menjadi masalah yang belum terselesaikan. Misalnya, TPS di Pelambuan dirancang untuk melayani 400 rumah tangga, namun kenyataannya harus menampung lebih dari 1000 rumah tangga. Akibatnya, sampah menumpuk dan bahkan meluber ke jalan.

Keterbatasan petugas pengangkut sampah juga turut menyulitkan, sehingga tumpukan sampah seringkali tidak segera diangkut. Ditambah lagi dengan perilaku warga yang membuang sampah sembarangan di siang hari.

"Keterbatasan jumlah TPS dan lahan yang terbatas, ditambah dengan kurangnya disiplin warga, menjadi kendala utama yang kita hadapi," ujar seorang petugas terkait.

Baca Juga: Harga Bawang Merah di Banjarmasin Melambung Pascalebaran

2. Armada pengangkut sampah kurang 10

Ini Empat Alasan Pemkot Banjarmasin Sulit Atasi SampahTruk arm roll type truk yang diinginkan DLH Banjarmasin.

Keterbatasan armada pengangkut sampah juga menjadi salah satu kendala utama. Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin hanya memiliki sekitar 90 unit armada pengangkut sampah, padahal untuk mencapai jumlah ideal, Kota Banjarmasin seharusnya memiliki minimal 100 unit armada.

Selain itu, sebagian besar armada yang digunakan saat ini sudah cukup tua dan memerlukan pembaruan. Namun, keterbatasan anggaran menjadi penghalang utama dalam merealisasikan rencana peremajaan armada.

"Peningkatan dan peremajaan armada truk pengangkut sampah, khususnya armada troll yang dilengkapi dengan penutup, sudah kami usulkan. Semoga rencana tersebut dapat terealisasi segera," ujar seorang pejabat terkait.

3. Sampah sering tersisa di TPS

Ini Empat Alasan Pemkot Banjarmasin Sulit Atasi SampahSampah masih tersisa di Jalan PM Noor, Banjarmasin.

Aliv berharap bahwa setiap tahunnya setidaknya satu unit pengangkut sampah ditambahkan, sehingga pada akhirnya dapat mencapai jumlah ideal armada pengangkut sampah yang dibutuhkan oleh Kota Banjarmasin.

"Idealnya, armada pengangkut sampah kami masih kurang, terutama di daerah yang padat penduduk seperti di HKSN, Cemara, dan Kelayan, di mana armada harus melakukan perjalanan bolak-balik untuk mengangkut sampah. Hal ini menyebabkan adanya sisa sampah yang tertinggal hingga siang hari," ujarnya.

Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk Banjarmasin dan pengembangan perumahan rakyat juga menjadi penyumbang sampah baru.

Sementara itu, tempat pembuangan sampah (TPS) di lingkungan pengembang perumahan tidak difasilitasi. Akibatnya, warga penghuni perumahan membuang sampah di TPS yang ada di sekitar lokasi tersebut. Ini dapat diambil contoh dari kasus TPS di sekitar lokasi tersebut, di mana banyak perumahan berkembang.

4. Pengembang perumahan rakyat meningkat

Ini Empat Alasan Pemkot Banjarmasin Sulit Atasi SampahPerumahan rakyat di Banjarmasin yang terus berkembang.

Meskipun TPS terbatas, pihaknya tetap wajib mengangkut habis sampahnya, karena TPS yang kelebihan muatan dapat meluber ke jalan dan mengganggu lalu lintas jika tidak segera diangkut.

“Pengembangan kota semakin pesat, sementara TPS yang tersedia tetap sama. Akibatnya, TPS sering kelebihan muatan. Ke depannya, saya harap para pengembang bisa membuat TPS sendiri di lingkungan mereka, sehingga persoalan TPS umum bisa lebih mudah teratasi,” ucapnya.

Dalam menghadapi minimnya TPS, DLH berharap warga mau bekerja sama dengan menerapkan praktik pemilahan sampah di rumah. Hal ini melibatkan pemisahan sampah rumah tangga agar bisa dimanfaatkan kembali, misalnya dengan mengumpulkan sampah organik dalam satu wadah untuk dijadikan kompos.

Selain itu, sampah anorganik seperti plastik dan kertas juga dapat dipisahkan untuk didaur ulang agar memiliki nilai ekonomis. Alternatif lainnya adalah dengan mengantarkannya ke Bank Sampah.

Baca Juga: Pilihan Orang Tua di Banjarmasin, Membawa Anak Kursus Menari

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya